cara agar youtube dapat adsense 490Jutaan kata 983800Orang-orang telah membaca serialisasi
《rahasia pola maxwin olympus》
Pedagang soal Zulhas Klaim Harga Kedelai Turun:Tahu Tempe Masih Sama******Jakarta, CNN Indonesia--
Harga tahu dan tempe di pasar wilayah Jakarta masih tetap sama, meski Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim harga kedelaisudah turun.
Tiga hari lalu, Zulhas menuturkan harga kedelai akan turun dari Rp14 ribuan per kg menjadi Rp12 ribu hingga Rp11 ribu per kg. Penurunan harga itu seiring dengan kedelai impor yang telah masuk ke Indonesia.
"Bulog impor kedelai, kedelai sudah sampai di Pelabuhan Merak. Oleh karena itu, satu sampai dua hari ini harga kedelai bisa Rp11 ribu sampai Rp12 ribu, turun dari Rp14 ribu, Rp12 ribu per kg," ujarnya dalam Rakornas Kepala Daerah 2023, Selasa (16/1).
Harga tahu berkisar antara Rp6 ribu sampai Rp8 ribu per bungkus. Sedangkan untuk per biji dijual dengan harga seribu rupiah.
Untuk tempe berkisar di harga Rp3 ribu untuk tempe lembaran, Rp5 ribu ukuran kecil, dan Rp15 ribu ukuran terbesar.
Salah seorang pedagang PSPT Tebet Timur Apin mengatakan tak ada perubahan harga tahu dan tempe. Menurutnya, kenaikan sudah terjadi beberapa bulan lalu ketika kedelai mulai sulit didapatkan atau berharga tinggi.
Lihat Juga :Pemerintah Ubah Skema Kartu Prakerja 2023, Pelatihan Online Cuma 3 Jam |
Ia mengaku kalaupun kedelai tak lagi mahal seperti saat ini, sangat kecil kemungkinan harga tahu dan tempe ikut turun. Berdasarkan pengalaman Apin, produsen tempe dan tahu enggan menurunkan harga meski kedelai sudah makin murah.
"Kacang di sana turun kali, tapi harga di sini kagak bakal turun. Harga naik ikut naik, sana turun kita gak ikut turun. Makanya kalau sudah naik saya pusing, karena nggak bakal turun lagi," kata Apin saat ditemui di kiosnya, Kamis (19/1).
Ia berpendapat mestinya harga tahu dan tempe bisa serupa dengan sayur atau mengikuti naik turunnya harga dari pemasok.
"Aturan kan turun, ini enggak. Nggak kaya sayuran kalo turun, harga di pasar ikut turun. Tahu tempe sama aja, enak mah kaya sayuran," keluhnya.
Lihat Juga :Harga Solar di Eropa Terancam Naik Imbas Larangan Impor Minyak Rusia |
Serupa, harga tahu dan tempe di Pasar Tebet Barat juga tak berubah. Pedagang tahu dan tempe Didit mengaku perubahan harga terjadi beberapa bulan lalu ketika harga kedelai mahal. Saat itu, para produsen tahu menggelar demo dan mogok produksi selama dua hari, kemudian menaikkan harga dagangannya.
Didit yang telah berdagang tahu dan tempe selama empat tahun ini mengatakan harga kedelai masih sama di kisaran Rp14 ribu per kilo. Ia bahkan mengaku tidak tahu jika impor kedelai sudah masuk ke Indonesia.
"Berapa bulan lalu itu lebih mahal, sekarang kan sekilo Rp14 ribuan, (itu) sudah dari lama. Pas demo itu belum turun lagi sampai sekarang," tegas Didit.
[Gambas:Video CNN]
21 Komoditas Jadi Prioritas Hilirisasi, Target Investasi Rp8.234 T******Jakarta, CNN Indonesia--
Pemerintah menetapkan delapan sektor yang menjadi prioritas dalam peta jalan hilirisasiinvestasi strategis Indonesia 2023-2035. Target investasinya mencapai US5,3 miliar atau sekitar Rp8.234 triliun (asumsi kurs Rp15.100 per dolar AS).
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengungkapkan delapan sektor prioritas itu terbagi menjadi 21 komoditas, di antaranya mineral batu bara, minyak gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan, kehutanan.
"Total investasinya yang kalau kita bisa capai itu sebesar US5,3 miliar. Ini angka yang tidak sedikit, tapi ini salah satu syarat untuk negara kita bisa lepas dari negara berkembang menjadi negara maju," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (17/1).
Bahlil menambahkan hilirisasi di Indonesia tidak hanya akan berfokus pada nikel. Namun, nikel disebut menjadi contoh nyata hasil hilirisasi, di mana ekspor nikel naik dari US,3 miliar pada 2017-2018 menjadi US,9 miliar pada 2020-2021.
"Kami tidak ingin berakhir di nikel karena sumber daya alam kita banyak. Maka kita breakdown (21 komoditas) dengan peluang-peluang investasi yang ada," ujar Bahlil.
Di sisi lain, Bahlil mengatakan banyak negara maju tidak ingin negara berkembang seperti Indonesia melakukan hilirisasi dengan pelarangan ekspor bahan baku. Namun ia mengatakan Indonesia harus optimis dan tidak ragu karena investasi asing sudah banyak masuk ke Indonesia.
"Bahwa ada yang setuju enggak setuju, itu urusan mereka. Kita ini, pemerintah, bukan memuaskan semua orang global. Bahwa ada yang setuju enggak setuju, biasa saja," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
Luhut, Mimpi BBM Sawit di 2045 dan Ancaman 'Mematikan' Bagi Petani******Jakarta, CNN Indonesia--
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan punya ambisi; Indonesia bisa setop impor bahan bakar fosil dan beralih ke BBM sawit di 2045.
Ia yakin ambisi itu bisa tercapai. Dan bahkan keyakinannya menyatakan minyak sawit RI bakal digunakan untuk pangan dan BBM.
"Kami sedang riset soal minyak kelapa sawit, karena kami percaya pada 2045 bisa produksi sekitar 100 juta ton minyak sawit. 30 persennya akan diarahkan untuk pangan dan sisa 70 persennya kami bisa lakukan riset dan bikin etanol. Jadi tidak perlu mengimpor minyak fosil pada saat itu," kata Luhut, Selasa (17/1) waktu setempat.
'Menteri serba bisa' itu menyebut pengembangan bahan bakar alternatif menjadi satu dari lima pilar ekonomi hijau yang tengah digenjot Indonesia.
Kemudian, empat pilar lainnya adalah dekarbonisasi sektor kelistrikan, transportasi rendah karbon yang salah satunya berupa adopsi kendaraan listrik, industri hijau, serta carbon sinksyang meliputi carbon capturedan carbon offset market.
Menanggapi ambisi Luhut, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mempertanyakan dasar perhitungan tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan Luhut baru sebatas keinginan di masa depan.
Lihat Juga :Jokowi Rilis Aturan Baru soal Pengelolaan Harta Karun Kapal Tenggelam |
"Saya tidak tahu asumsi yang dipakai Pak Luhut. Dengan kondisi sekarang di mana produksi mencapai 46 juta ton sampai 48 juta ton, meningkatkan produksi 100 juta ton berisiko menaikkan deforestasi," ujar Fabby kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/1).
Fabby mengutip sebuah kajian dari Institut Lingkungan Stockholm (Stockholm Environment Institute/SEI) yang menemukan bahwa setiap kenaikan 1.000 ton crude palm oil(CPO) bisa menaikkan risiko deforestasi atau kerusakan hutan sebesar 3,24 hektare.
Selain itu, ia skeptis soal permintaan CPO di masa mendatang. Fabby mempertanyakan apakah memang ada permintaan 100 juta ton minyak sawit di 2045 atau bahkan 2050, terlebih untuk penggunaan bahan bakar jika melihat perkembangan teknologi kendaraan sekarang.
Fabby menekankan tidak paham dengan asumsi perhitungan Luhut, meski menilai sang Menko Marinves tampaknya mengantongi data-data yang membuat pede target itu bisa tercapai. Namun, ia mengingatkan sederet faktor yang harus dipertimbangkan pemerintah.
Lihat Juga :Tukang Becak Tipu Teller dan Kuras Rekening Nasabah BCA Rp345 Juta |
Ia menyinggung soal bagaimana ketersediaan lahan untuk menggenjot produksi minyak sawit sebesar itu, dampak pada deforestasi, hingga permintaan CPO untuk bahan pangan, oleochemical, dan bahan bakar, serta faktor-faktor lain.
"Menurut saya, yang perlu dilakukan adalah tidak saja menetapkan target, tapi mempertimbangkan faktor-faktor yang membatasi pencapaian target itu dan dampak sosial, lingkungan, ekonomi dari pencapaian target tersebut," tegasnya.
Bicara soal dampak lingkungan hingga ekonomi, Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat wacana ini sarat akan peluang deforestasi.
Yusuf menilai beberapa kalangan mengatakan pembukaan lahan sawit merupakan salah satu bentuk dari deforestasi. Kendati, ia menganggap tuduhan tersebut bisa diperdebatkan.
Lihat Juga :Aliran Modal Asing Akan Angkat IHSG Akhir Pekan Ini |
"Namun, saya pikir pemerintah dan juga pelaku usaha masih bisa menggunakan lahan sawit yang sudah ada tanpa harus membuka lahan baru sehingga ini bisa sedikit meminimalisir tuduhan deforestasi yang selama ini memang ditujukan ke sektor kelapa sawit," saran Yusuf.
Sementara itu, Yusuf menilai dari sisi ekonomi rencana kebijakan pemerintah ini harus dijalankan berbarengan dengan kolaborasi antara pengusaha dan petani sawit. Terlebih, sektor perkebunan menjadi salah satu yang didorong produk hilirisasinya dalam beberapa tahun mendatang.
Dengan asumsi terjadi kolaborasi antara pengusaha besar dan petani sawit, Yusuf menilai pembuatan BBM sawit bakal menguntungkan kedua belah pihak. Tidak hanya digunakan untuk pembuatan etanol sebagai campuran solar, tetapi juga pemrosesan produk turunan lainnya.
Lihat Juga :PUPR: Banyak Salah Kaprah, Rumah Tahan Gempa Juga Bisa Rusak |
Namun, ia menyinggung soal harga CPO yang cenderung fluktuatif. Ketika ada gejolak harga komoditas, harga CPO bakal meningkat. Yusuf mewanti-wanti adanya aksi cari cuan dari para pengusaha.
"Ketika (harga CPO) meningkat, berdasarkan pengalaman, para pelaku usaha tentu akan mempunyai kecenderungan untuk mengekspor produksi mereka dibandingkan dengan menjual di dalam negeri karena harganya lebih menguntungkan," ungkap Yusuf.
Selain itu, Yusuf menilai kebijakan CPO kerap kali berubah dan berada pada rentang waktu yang pendek. Ia menilai akan banyak faktor yang bisa mengubah suatu kebijakan untuk rentang waktu yang lebih panjang, termasuk perubahan kepemimpinan pemerintahan.
Petani sawit pun terbelah dengan bola liar yang disampaikan Luhut. Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) mengatakan target 100 juta ton minyak sawit adalah target realistis. Tapi, Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) menilai rencana Luhut tidak masuk akal.
Lihat Juga :Aliran Modal Asing Akan Angkat IHSG Akhir Pekan Ini |
Ketua Umum DPP Apkasindo Gulat Manurung menilai rencana ini bisa menyetarakan petani sawit dengan korporasi. Dengan catatan, produktivitas tinggi harus didukung harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang melejit tajam serta diserap efisien untuk sektor pangan dan energi.
"Katakan saja luas (perkebunan) sawit Indonesia di 2045 tetap sama dengan tahun ini 16,38 juta hektare dan luas tanaman menghasilkan (TM) 70 persen, maka 100 juta ton itu mudah tercapai," ujar Gulat.
Namun, Gulat mensyaratkan rata-rata produksi TBS per bulan adalah 3 ton dan rendemen TBS sebesar 24 persen hingga 26 persen. Catatan tersebut masih perlu didukung capaian target program peremajaan sawit rakyat (PSR) minimal 70-80 persen dalam lima tahun ke depan.
Gulat juga menegaskan soal pentingnya strategi intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas 2-3 kali lipat tanpa harus menambah luas lahan. Menurutnya, roh intensifikasi terlaksana melalui program PSR yang digalakkan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Kementerian Pertanian (Kementan).
"Jika kita bersepakat dengan strategi intensifikasi dan menerapkan good agricultural practices (GAP), maka interaksi industri hulu-hilir sawit dari 3 dimensi, yakni ekonomi, sosial, dan lingkungan akan semakin terjaga," katanya.
Lihat Juga :BI Bidik Volume Transaksi QRIS Capai 1 Miliar pada 2023 |
Di lain sisi, Sekjen SPKS Nasional Mansuetus Darto mengatakan target produksi 100 juta ton minyak sawit per tahun bisa terwujud dengan asumsi produktivitas CPO 6 ton per hektare. Sedangkan saat ini luas kebun sawit RI 16,8 juta hektare dengan rata-rata produktivitas CPO 2,5 ton per hektare.
Jika produktivitas tetap tidak berubah pada 2045, maka harus ada penambahan sekitar 20 juta hektare lahan sawit untuk memenuhi target yang disampaikan Luhut Binsar Panjaitan.
"Akan ada lahan baru, tapi Luhut bilang mau menaikkan produktivitas sampai 8-10 ton per hektare, entah caranya gimana ini yah. Hampir mayoritas perusahaan tidak akan bisa penuhi ini, apalagi kalau lahan replanting dan kelas tanah yang berbeda-beda. Tidak masuk akal," kritik Darto.
Darto menilai akan banyak tantangan memenuhi ambisi tersebut. Ia menyoroti standar keberlanjutan perkebunan sawit RI yang masih sangat minim serta tidak kompatibel dengan permintaan pasar global. Bahkan, banyak konflik sosial dengan masyarakat adat hingga konflik perusahaan dengan petani.
Ia menuntut pemerintah menyiapkan roadmap serius jika ingin mewujudkan rencana tersebut. Darto skeptis dengan target 100 juta ton yang dipatok Luhut dan mempertanyakan bagaimana kondisi pasar di masa mendatang.
"Kalau tidak ada pasar, 100 juta ton itu sama halnya membunuh petani sawit karena over produksi. CPO melimpah, tapi tanpa pembeli atau terserap akhirnya buah sawit petani tidak ada lagi yang beli. Akhirnya petani tergerus kemiskinan permanen," jelasnya.
Label:mpo1221、cara pinjam uang di home credit 2021、slot trending
Terkait:akun anti rungkad、pinjam duit ilegal、kta cepat cair tanpa kartu kredit、macan33 slot、mantul69、777luckyslot、slot gacor jam 4 sore、slot gacor terpercaya 2023、angka main 5d hari ini、hokibet
bab terbaru:i slot 88(2024-07-09)
Perbarui waktu:2024-07-09
《rahasia pola maxwin olympus》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,topupHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《rahasia pola maxwin olympus》bab terbaru。