rgo303 163Jutaan kata 90020Orang-orang telah membaca serialisasi
《368mega》
Susah Cari Kerja, Pemuda di China Pilih 'Mager' dan Digaji Orang Tua******Jakarta, CNN Indonesia--
Litsky Li, seorang fotografer terpaksa beralih profesi setelah menerima tawaran yang lebih baik. Ia memutuskan berhenti bekerja dan menjadi salah satu dari sekian banyak anak muda China yang dibayar oleh keluarga mereka untuk tinggal di rumah.
Li yang kini berusia 21 tahun, menghabiskan waktunya berbelanja bahan makanan untuk keluarganya di kota tengah Luoyang dan merawat neneknya yang mengalami demensia. Orang tuanya membayarnya dengan gaji sebesar 6.000 yuan atau setara US5 per bulan. Besaran upah itu setara dengan gaji kelas menengah di daerahnya.
"Alasan mengapa saya berada di rumah adalah karena saya tidak tahan dengan tekanan untuk pergi ke sekolah atau bekerja," kata Li, lulusan SMA seperti dikutip dari CNN.com, Kamis (27/7).
Frasa itu muncul untuk menggambarkan bahwa mereka kembali pulang karena tidak bisa mendapatkan pekerjaan.
Laporan CNN Business mengungkap angka pengangguran di China untuk usia 16 hingga 24 tahun di daerah perkotaan naik hingga 21,3 persen pada Juni 2023. Angka itu adalah rekor tertinggi.
Tingkat pengangguran pemuda telah menjadi salah satu tantangan besar selain konsumsi domestik yang lemah, penarikan diri industri swasta, dan pasar properti yang berjuang, bagi kepemimpinan China ketika pemulihan pasca-covid negara ini redup.
Masalah tersebut mungkin jauh lebih besar dari yang diindikasikan oleh data resmi.
Lihat Juga :Luhut soal Pengusaha Keberatan Devisa Diparkir di RI: Mereka Tak Paham |
Profesor Universitas Peking Zhang Dandan menulis dalam sebuah opini pekan lalu untuk media berita Caixin bahwa jika 16 juta pemuda tinggal di rumah atau mengandalkan orang tua mereka juga dihitung, dan tidak aktif mencari pekerjaan, maka tingkat pengangguran sebenarnya mencapai 46,5 persen pada Maret.
Sosiolog mengatakan pengalaman traumatis China dengan langkah-langkah pandemi yang ketat telah berkontribusi pada jumlah orang muda yang secara radikal mempertimbangkan kembali tujuan hidup mereka dan orang tua yang mendukung mereka.
"Mental dan psikologis, orang di daratan China masih pulih dari pandemi covid-19," kata Fang Xu, seorang dosen tetap di Universitas California Berkeley.
"Saya percaya keinginan untuk menghabiskan waktu berkualitas dengan orang yang dicintai, kontemplasi tentang makna hidup atau apa yang paling penting dalam hidup masih ada," tambahnya.
Tren "anak-anak profesional" juga merupakan tanda bahwa para pemuda menghadapi peluang yang semakin berkurang dalam ekonomi yang sebelumnya telah berkembang pesat selama beberapa dekade, memperkaya generasi yang kini mendukung generasi muda.
Lihat Juga :Luhut Pede Wajib Parkir Dolar Dongkrak Cadangan Devisa RI Jadi US0 |
Setelah awal tahun ini dimulai dengan kegiatan yang cukup aktif, pemulihan ekonomi China telah melambat dan keyakinan bisnis tetap lemah.
Sektor swasta, tulang punggung ekonomi dan sumber lapangan kerja terbesar, telah terkena dampak keras dari penindakan regulasi yang meluas sejak akhir 2020.
Ya-wen Lei, seorang profesor sosiologi di Universitas Harvard, berharap fenomena anak-anak profesional ini tidak akan bertahan lama.
"Dukungan yang mereka terima dari orang tua mereka dalam konteks ini tidak mengherankan, karena banyak orang tua di China membantu anak-anak mereka dengan berbagai aspek kehidupan, seperti perumahan, biaya pernikahan, dan pengasuhan anak," katanya.
Lihat Juga :Mendag Jamin RI Tak Impor Garam Lagi Usai Diprotes Petani Madura |
Namun, Peneliti China Centre di Universitas Oxford dan Universitas SOAS London George Magnus mengatakan ini bukanlah solusi yang layak untuk masalah pekerjaan di China.
"Ini mungkin menjadi solusi jangka pendek agar mereka memiliki tempat tinggal, pekerjaan, dan pendapatan keluarga sebagai tukar menukar," katanya.
Tetapi jika para pemuda tidak berada di pasar tenaga kerja untuk memperoleh keterampilan dan mencari peluang yang lebih baik, mereka kemudian dapat menjadi sulit dipekerjakan.
"Baik karena sudah lama menganggur, atau karena tidak berhasil mempertahankan keterampilan dan pelatihan yang diperlukan," kata Magnus.
"Ini adalah kondisi di mana gangguan jangka pendek, misalnya, di pasar tenaga kerja, menjadi permanen," imbuhnya.
[Gambas:Video CNN]
Sandiaga Tegaskan Produk Indonesia Lebih Berkualitas Dibanding China******Jakarta, CNN Indonesia--
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menegaskan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia lebih berkualitas dibanding China.
"Jadi, (barang) dari Tiongkok itu enggak akan dapat kualitasnya. Kalau Bapak/Ibu ke sini (Karya Kreatif Indonesia), akan dapat kualitasnya, imajinasinya, kreasi, dan karya-karya terbaik talenta anak negeri," ujar Sandiaga saat menghadiri Upacara Pembukaan Karya Kreatif Indonesia 2023 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Kamis (27/7)
Selain mengkritik barang China, pria yang akrab disapa Sandi itu berjanji akan melindungi produk UMKM dari gempuran barang impor. Salah satu caranya dengan mendorong perlindungan hak atas kekayaan intelektual (HaKI).
"Kalau banjir barang ilegal akan kami perkuat proteksinya, regulasinya, dan supervisinya. Sehingga kita tidak jadi bulan-bulanan dari barang ilegal," tegas Sandi.
"Semua yang dijual di Indonesia itu harus barang-barang yang memiliki kepastian hukum dan kami harus sosialisasi serta edukasi konsumen supaya lebih menghargai produk-produk asli buatan Indonesia," imbuhnya.
Ia juga menegaskan bakal menjajaki pasar-pasar internasional untuk memasarkan produk UMKM, antara lain Jepang, Prancis, Nigeria, hingga India. Sandi menyebut produk-produk Indonesia sangat diterima di negara-negara tersebut.
Lihat Juga :Luhut soal Pengusaha Keberatan Devisa Diparkir di RI: Mereka Tak Paham |
Di lain sisi, gempuran produk China, utamanya yang masuk melalui TikTok Shop dikeluhkan oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki. Ia resah dengan Project S yang diklaim bisa memata-matai perilaku konsumen Indonesia.
Data itu disebut menjadi bekal untuk UMKM China memproduksi barang yang laris di Indonesia. Produk-produk dari Negeri Tirai Bambu itulah yang diklaim akan membanjiri Indonesia dengan harga murah sehingga mematikan pedagang lokal.
"Banyak pengalaman, seperti di India, Inggris, dan negara-negara lain. Kalau kita terlambat membuat regulasinya, pasar digital kita akan dikuasai oleh produk-produk luar, terutama dari China. Memang mereka bisa memproduksi barang begitu murah sehingga yang terjadi di sini adalah predator invasion, bukan dumping lagi. Enggak masuk akal harganya," keluh Teten.
Meski begitu, ia menyebut sudah bertemu dengan TikTok dan platformdigital itu berjanji tidak akan melanggengkan Project S di Indonesia. Namun, Teten tetap tak tinggal diam.
Ia ingin Kementerian Perdagangan (Kemendag) segera merampungkan revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 50 Tahun 2020 tentang Perizinan Usaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Elektronik (PPMSE).
Nantinya, revisi tersebut bakal mengatur batasan harga produk impor yang masuk ke Indonesia. Teten mau produk impor yang masuk dibatasi senilai US0 dolar atau Rp1,5 juta (asumsi kurs Rp15.008 per dolar AS), sedangkan barang-barang impor di bawah harga tersebut kudu dilarang.
[Gambas:Video CNN]
Label:erek erek35、pengalaman kredit hp、slot deposit 5000 pulsa
Terkait:erek tafsir mimpi、situs slot terpercaya 2022 resmi、bet 400 maxwin berapa、demoslotgratis、cara kredit laptop di lazada、demo slot mg、twobet88、qq online、raja787、jago88
bab terbaru:dewancash(2024-07-08)
Perbarui waktu:2024-07-08
《368mega》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,indogameHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《368mega》bab terbaru。