himalaya slot gacor 101Jutaan kata 609071Orang-orang telah membaca serialisasi
《pinjam uang di livin mandiri》
Gaya debat capres saling serang lebih digemari generasi muda******Jakarta (ANTARA) - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menilai gaya komunikasi para calon presiden saat Debat Pemilihan Presiden dapat mempengaruhi generasi muda dalam menentukan pilihan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Kalau kita lihat generasi muda yang ada di kelompok perkotaan, yang biasa berbeda pendapat, yang terbiasa menyelesaikan atau menemukan solusi dengan perdebatan, debat adalah hal yang menarik," ujar Firman saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Firman mengatakan, debat merupakan ajang untuk memancing persilangan atau adu pendapat dan gagasan antar kandidat.
Baca juga: Pengamat UB soroti gaya komunikasi politik masing-masing capres
Menurut dia, gaya berdebat yang membuat pihak lawan lebih terpancing mengungkapkan gagasan atau menimbulkan kegeraman akan lebih digemari oleh generasi muda.
"Gaya berdebat yang lebih memancing pihak lain untuk bisa lebih mengungkapkan gagasannya atau mungkin menimbulkan kegeraman, menimbulkan kemarahan, ini justru hal yang dinamis seperti itu akan digemari," kata dia.
Firman mengatakan gaya komunikasi dengan intensi menyerang pada debat merupakan hal yang wajar, selama yang diserang adalah gagasan, bukan personal.
Dia berpandangan bahwa gaya komunikasi yang dinamis dan saling beradu gagasan semacam itu lebih dapat diterima oleh generasi muda yang tinggal di perkotaan atau berpendidikan tinggi.
Baca juga: IKAPII: Prabowo tunjukkan sikap kenegarawanan saat debat ketiga
Kelompok generasi muda tersebut dinilai terbiasa mengutamakan kekuatan pikiran dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga cenderung lebih menyukai gaya debat yang dinamis.
Sementara kelompok generasi muda yang lebih konservatif dinilai tidak terlalu menyukai ajang debat semacam itu.
Menurut dia, mereka mungkin lebih menyukai debat yang bersifat lebih santun atau lembut. Namun, dia menilai bahwa debat yang terlalu santun mungkin tidak mampu mengungkapkan kemampuan atau cara berpikir yang sesungguhnya dari seorang kandidat.
"Jadi (debat dengan intensi menyerang) tidak masalah, karena kan yang diserang adalah gagasannya," demikian pandangan Firman Kurniawan.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Wanita dengan autoimun lebih rentan alami depresi selama kehamilan******Jakarta (ANTARA) - Wanita dengan penyakit autoimun lebih mungkin menderita depresi selama kehamilan dan setelah melahirkan, demikian temuan para peneliti. Beberapa penyakit autoimun yang umum termasuk intoleransi gluten, rheumatoid arthritis, diabetes tipe 1, dan multiple sclerosis. Para peneliti di Karolinska Institutet, Swedia, seperti ditulis laman Hindustan Times, Selasa (9/1), menemukan hubungan yang paling kuat dengan multiple sclerosis, sebuah penyakit neurologis. Hal ini juga paling kuat terjadi pada wanita yang tidak memiliki diagnosis psikiatrik sebelumnya Mereka juga mengamati hubungan sebaliknya di mana wanita dengan riwayat depresi terkait kehamilan dan persalinan, atau depresi perinatal, mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh secara keliru mulai menyerang jaringan sehat.
Baca juga: Stres berkontribusi pada kekambuhan Multipel Sklerosis Namun, sebagai penelitian observasional, para peneliti tidak dapat menarik hubungan sebab akibat. Temuan mereka telah dipublikasikan di jurnal "Molecular Psychiatry". "Studi kami menunjukkan bahwa ada mekanisme imunologi di balik depresi perinatal dan penyakit autoimun harus dilihat sebagai faktor risiko untuk jenis depresi ini," kata penulis pertama studi tersebut, Emma Bränn, seorang peneliti di Institut Kedokteran Lingkungan Karolinska Institutet. Untuk penelitian ini, para peneliti menggunakan data Catatan Kelahiran Medis Swedia untuk mengidentifikasi wanita yang pernah melahirkan di Swedia antara tahun 2001 dan 2013. Dari lebih dari 800.000 (8 lakh) wanita dan 1,3 juta (13 lakh) kehamilan yang dilibatkan dalam penelitian ini, tim menemukan bahwa lebih dari 55.000 orang telah didiagnosis menderita depresi selama kehamilan mereka atau dalam waktu satu tahun setelah melahirkan.
Baca juga: Pentingnya hindari makanan dengan kandungan gluten bagi ODAI Para peneliti mengatakan hasil penelitian ini mengungkapkan “hubungan dua arah” antara depresi perinatal dan penyakit autoimun, dengan risiko sebesar 30 persen pada kedua arah. “Hubungan dua arah lebih jelas terjadi pada wanita tanpa penyakit penyerta psikiatrik dan paling kuat pada multiple sclerosis,” tulis para peneliti. Mereka menemukan bahwa risiko yang terkait dengan multiple sclerosis adalah dua kali lipat di kedua arah. “Depresi selama periode sensitif ini (kehamilan) dapat menimbulkan konsekuensi serius bagi ibu dan bayinya,” kata Bränn. “Kami berharap hasil penelitian kami akan membantu para pengambil keputusan untuk mengarahkan pendanaan untuk layanan kesehatan ibu sehingga lebih banyak perempuan bisa mendapatkan bantuan dan dukungan pada waktunya,” katanya.
Baca juga: Penyakit autoimun tak mungkin dicegah tapi ada cara kurangi risiko
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Label:cucubet、divatogel、akun slot terbesar di dunia
Terkait:totobet、daftar situs slot luar negeri、bomjudislot、situs slot online terpercaya、pinjol langsung transfer、situs togel terpercaya versi wap、buku erek2 2d、pinjol pohon duit、google gimana caranya cari duit、maxwin88
bab terbaru:link slot terbaik dan terpercaya(2024-06-29)
Perbarui waktu:2024-06-29
《pinjam uang di livin mandiri》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,sweet777Hanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《pinjam uang di livin mandiri》bab terbaru。