slot88 rtp 808Jutaan kata 194530Orang-orang telah membaca serialisasi
《togel 43》
Bisnis Ikan di Kolam Ekosistem Digital yang 'Cuan' di Kala Pandemi******Jakarta, CNN Indonesia--
Ting ting ting.....
Ponsel milik Nauval Helmy berdering, tanda sebuah pesanan masuk ke toko daringnya (market place). Ia pun langsung bergegas ke 'markas' di lantai dua rumahnya.
Di sana, tampak puluhan akuarium berjajar yang menjadi rumah ribuan ikan. Mereka adalah ikan jenis cichlid dengan beragam warna dan ukuran.
Dengan cekatan Nauval mengambil lima ekor ikan berjenis dragon blood berwarna jingga, persis dengan pesanan pelanggannya. Dalam hitungan detik, para ikan yang berukuran kecil itu sudah pindah dari akuarium ke plastik berisi air. Setelahnya, mereka dibekali pula dengan oksigen sebagai 'tabungan napas' selama di perjalanan.
Plastik dua lapis itu diikat kencang dan dikemas dengan kantong plastik lagi. Faktor keselamatan ikan memang jadi prioritas utama Nauval. Pasalnya, ikan yang dia pelihara sebagian dia ternak sendiri. Prinsipnya dalam berniaga bukan sekadar mencari cuan, tapi juga memastikan ikan-ikannya mendapat rumah dan pemilik baru yang layak pula.
Usahanya dirintis sejak lulus sekolah menengah kejuruan (SMK), tepatnya pada 2014.
Foto: CNN Indonesia/Poppy Fadhilah Nauval Helmy menceritakan perjuangannya dalam bisnis ikan. (CNN Indonesia/Poppy Fadhilah) |
Membangun bisnis bukan perkara mudah, apalagi Nauval mengerjakan semuanya sendiri. Mulai dari memberi makan, menguras akuarium dan kolam, mengurus pesanan di aplikasi daring, hingga mengantar ikan untuk cash on delivery (COD) dengan pelanggan.
Bagi sebagian orang, pandemi adalah momen yang membuat usahanya babak belur. Kendati demikian, nasib lain terjadi pada UMKM milik Nauval. Bisnisnya melonjak pesat kala pandemi. Bahkan, omzet yang diraihnya menembus angka Rp50 juta per bulan.
Nauval mengatakan omzet yang dapat diraih pada titik tertinggi bisnisnya, yakni Rp4-5 juta per hari.
Pesanan yang terus menerus mengalir membuat tangannya tak cukup lagi mengerjakan semuanya sendiri. Untuk itu, Nauval mulai melirik jasa antar yang ditawarkan penyedia jasa transportasi ojek online (ojol).
Nauval mengaku bisnisnya sangat terbantu dengan jasa antar ojol. Sebab, manajemen waktunya jadi lebih efisien ketimbang mesti mengantar langsung ke pelanggan.
"Awalnya COD. Ada banyak perubahan (sejak memakai jasa antar), kayak waktu yang biasanya dipakai buat COD, sekarang diwakilkan dengan ojol. Kita jadi bisa melakukan hal yang lain sebenarnya. Banyak waktu yang dipangkas lah istilahnya. Yang biasanya sebelum ada Gojek ini kita sibuk di jalan, nganter ke sana-ke sini, semenjak adanya Gojekkita kebantu sebenarnya," ungkap Nauval kepada CNNIndonesia.com, Minggu (30/10).
Tak hanya itu, risiko atas keselamatan ikan selama di perjalanan pun sangat kecil. Sebab, ikan tak perlu puasa jika waktu pengirimannya singkat.
Sebagai informasi, ikan memang harus melewati fase puasa apabila akan melewati pengiriman dengan waktu lama. Hal itu dilakukan untuk mencegah ikan mati keracunan kotorannya sendiri selama di perjalanan.
Lihat Juga :LAPORAN KHUSUSSarjana Susah Cari Kerja, Siapa yang Salah? |
Oleh karena itu, Nauval mengklaim kerap kali menyarankan pelanggannya untuk memilih opsi pengiriman menggunakan jasa antar ojol jenis instan.
"Kalau masih dalam Jabodetabek, gueselalu menyarankan (pelanggan memilih jasa antar) instan. Karena lebih efisien waktu. Risiko ke ikannya juga sangat kecil malah. Ikan enggakperlu puasa," ujar dia.
Barisan Para Perantau Muda ke Jakarta: Sulit Menabung, Dibunuh Sepi******Jakarta, CNN Indonesia--
Jakarta, sebuah kota yang menjadi magnet perantau untuk mengadu nasib. Iming-iming upah minimum kotayang tinggi dan bisa mengubah nasib lebih baik menjadi alasan para pencari kerjamemilih merantau ke ibu kota.
Biaya hidup di sana memang mahal, namun hal bukan menjadi penghalang bagi pencari kerja.
Leo (32) salah satunya, seorang pegawai swasta yang sudah bekerja dan hidup sebatang kara selama sembilan tahun di Jakarta. Perantau asal Solo, Jawa Tengah ini kerap merasa kesepian kala teringat dirinya jauh dari orang tua dan saudara.
Tak sekali ia berpikir untuk kembali ke kampung halamannya dan hidup berdekatan dengan keluarga, terutama kala pekerjaan menumpuk dan membuat lelah. Kondisi ini, membuatnya ingin bisa memeluk sang ibu dan makan masakannya.
"Sering banget mau pulang dan tinggal disana saja (Solo) saja sama keluarga gitu, terus pulang dimasakin ibu. Kalau capek dan kerjaan menumpuk bisa cerita. Sering banget ini saya rasakan, apalagi gaji bisa dibilang memang lebih besar dibandingkan kalau saya kerja di Solo, tapi ditambah dengan biaya hidup, bayar kos ya sama aja sih, yang ditabung juga sedikit, kadang malah enggak bisa nabung," ujarnya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com.
Leo menuturkan pada 2013, saat awal kali diterima sebagai pekerja di Jakarta, ia hanya menerima upah Rp4 juta per bulan.
Penghasilan saat itu dibagi untuk orang tua Rp1 juta, kos Rp1 juta, dan sisanya untuk biaya hidup sebulan, termasuk makan dan transportasi.
Lihat Juga :ANALISISLink and Match Pendidikan dan Industri, Tak Seia Tak Sekata |
"Jadi orang tua sudah nggak bekerja dua-duanya. Jadi tiap bulan masih kirim, saya sama kakak saya kirim nya patungan, saya Rp1 juta per bulan dan kakak saya juga segitu. Saya ngekos juga, jadi dulu awal-awal bisa dibilang tabungan itu jarang ada. Makanya kalau pulang nunggu THR atau bonus dulu," kata Leo.
"Tapi kalau lagi mau beli sesuatu nih, misalnya ingin sepatu atau tas biasanya kurangi jatah jajan, misalnya suka beli kopi jadi dikurangi, makan pun jadi seadanya. Weekendsuka pergi, jadi dikurangi. Kalau nggak gitu gak bisa beli yang saya mau," imbuhnya.
Namun, sekarang Leo sedikit bersyukur karena gajinya sudah ada kenaikan yang cukup besar sejak pertama pertama kali bekerja. Saat ini ia menerima gaji lebih dari Rp10 juta. Meski demikian, tak membuatnya bisa hidup sesuka hati dan membeli apapun yang diinginkan.
Sebab, biaya untuk kosan dan orang tua juga bertambah karena harga-harga juga naik dan itu dirasakan orang tuanya juga di Solo. Saat ini ia tetap mengirimkan uang ke orang tuanya per bulan menjadi Rp2 juta, kosan sekitar Rp1,7 juta.
Lihat Juga :Bukan Cuma Tekstil dan Sepatu, PHK Juga Hantui Industri Otomotif |
Terkadang, ia juga harus membantu kakaknya membayar uang sekolah keponakan atau sekadar membelikan sepatu dan tas sekolah. Belum lagi, ia pun memiliki kebutuhan yang lebih besar. Transportasi umum seperti ojek online mahal, harga makanan dan minuman untuk sehari-hari juga naik.
"Ya bisa dibilang nggak ada beda dari awal dulu. Cuma sekarang jadi bisa menabung konsisten per-bulannya. Jadi punya tabungan tetap gitu. Jadi sekarang kalau mau pulang bisa dadakan tanpa menunggu THR dulu," tuturnya.
Meski demikian, ia mengaku belum berniat untuk meninggalkan ibu kota, kendati banyak rintangan yang dihadapi dari 2013 sampai saat ini. Pasalnya, tinggal di Jakarta membuatnya merasakan hidup, setiap sudut ibu kota juga meninggalkan kenangan baginya bersama teman-teman seperjuangan.
"Duh belum kepikiran meninggalkan Jakarta. Masih betah sih walaupun berat. Jadi seru aja bisa ngobrol sama teman. Kadang kalau lagi stres banget rindu sekali sama orang tua. Cuma mikir lagi, kalau nanti pulang masih bisa kasi uang ke orang tua sebesar sekarang apa enggak gitu. Jadi ya tetap bertahan dulu disini, sampai sekarang masih berpikir gitu," jelasnya.
Lihat Juga :ANALISISPemerintah, Menolehlah ke Timur Tengah Agar Badai PHK Bisa Dicegah! |
Label:pragmatic new slot88、cara pasang togel invest、nama game slot gacor
Terkait:suhu88、asikmpo、cara bayar tokopedia lewat kredivo、link slot gacor 77、5unsur2、bos maxwin88、game gacor slot、slot gacor jp terus、cicilan akulaku tanpa uang muka、situs slot teramai
bab terbaru:limit kredivo(2024-07-07)
Perbarui waktu:2024-07-07
《togel 43》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,qq101Hanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《togel 43》bab terbaru。