cara dapat uang 100 ribu 335Jutaan kata 341846Orang-orang telah membaca serialisasi
《wargabet》
Daftar Perusahaan Properti China yang Terhempas Badai******Jakarta, CNN Indonesia--
Satu per satu raksasa properti China bertumbangan dihantam badai properti selama tiga tahun terakhir.
Badai menerjang sejak Beijing mengerem gelembung sektor perumahan dengan mengeluarkan kebijakan 'tiga garis merah' (three red lines) pada 2020 lalu.
Dalam kebijakan itu, pemerintah membatasi utang perusahaan properti tidak boleh melebihi 70 persen aset (tidak termasuk uang muka dari proyek yang dijual berdasarkan kontrak).
Hal itu membuat perusahaan properti kalang kabut. Maklum, mereka terbiasa membiayai proyek dengan utang menggunung.
Berdasarkan laporan lembaga pemeringkat Standard & Poor's yang dilansir CNBC, lebih dari 50 pengembang China gagal bayar utang dalam tiga tahun terakhir, termasuk sejumlah raksasa properti. Berikut lima di antaranya:
Kabar gagal bayar utang Evergrande mencuat pada 2021 lalu. Hal itu membuat pasar saham Negeri Tirai Bambu terguncang mengingat perusahaan milik konglomerat Hui Ka Yan itu adalah salah satu pengembang properti raksasa di sana.
Lihat Juga :Membedah Biang Kerok Krisis Properti Bisa 'Hancurkan' Ekonomi China |
Perusahaan yang terdaftar di Hong Kong dan berbasis di Kota Shenzhen, China selatan itu mempekerjakan sekitar 200 ribu orang pekerja. Secara tidak langsung, perusahaan disebut membantu mempertahankan lebih dari 3,8 juta pekerjaan setiap tahun.
Pada 2021, total utang perusahaan mencapai US0 miliar atau sekitar Rp4.725 triliun. Setelah itu, perusahaan berupaya bertahan dengan sejumlah cara, termasuk restrukturisasi utangnya.
Namun, pada Agustus lalu, perusahaan yang memiliki 1.300 proyek real estat itu akhirnya mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 15 di AS.
Dengan perlindungan ini, maka perusahaan non-AS seperti Evergrande yang sedang menjalani restrukturisasi dari para kreditur tidak dapat digugat oleh para kreditur.
Lihat Juga :Kala Badai Sektor Properti Porak-porandakan Ekonomi China |
Pengembang properti Fantasia Holding juga mengalami masalah gagal bayar surat utang pada 2021 lalu.
Dalam pernyataannya, Fantasia Holding gagal membayar US5,7 juta atau setara Rp2,9 triliun (kurs Rp14.255 per dolar).
Fitch Ratings akhirnya menurunkan level Fantasia menjadi "CCC-" yang kemungkinan disebabkan oleh gagal bayar perusahaan.
Lihat Juga :PM China Ungkap Volume Perdagangan Asean-China Tembus Rp14.843 T |
Gagal bayar juga dialami oleh Modern Land pada Oktober 2021 lalu. Saat itu, pengembang properti China itu tak bisa membayar kupon bunga obligasi senilai US0 juta yang jatuh tempo. Saham perusahaan pun terjun bebas.
Pada saat yang sama, perusahaan yang terdaftar di Bursa Saham Hong Kong itu juga mencari dana segar berupa pinjaman hingga 800 juta yuan atau sekitar US4 juta.
Sebelum badai menerjang, kiprah perusahaan milik taipan Zhang Lei itu cukup diakui. Pada laporan keuangan 2021, perusahaan disebut masuk ke Daftar 100 Perusahaan Real Estat China Teratas selama tujuh tahun berturut-turut.
Lihat Juga :Saham Evergrande Anjlok 70 Persen Lebih Meski Kerugian Menurun |
Pada 2022, Shimao Group yang berbasis di Shanghai gagal membayar bunga dan pokok obligasi sebesar US miliar atau setara Rp15 triliun (kurs Rp15.004 per dolar) yang jatuh tempo pada 3 Juli.
Mengutip CNN, ini adalah pembayaran utang pertama yang terlewatkan pada obligasi dolar oleh Shimao yang telah bergulat dengan meningkatnya tekanan keuangan selama berbulan-bulan.
Badai properti akhirnya menghampiri Country Garden tahun ini. Setelah bertahan sejak 2020 lalu, perusahaan mengumumkan kemungkinan mengalami gagal bayar pada Rabu (30/8) lalu.
Risiko itu muncul setelah mencatat kerugian US miliar (51,5 miliar yuan) atau Rp105 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS) sepanjang semester I/2023.
Lihat Juga :Luhut Bakal Ajak PM China Jajal Kereta Cepat Siang Ini |
Perusahaan mengaku telah melewatkan pembayaran bunga utang kepada pemegang beberapa obligasi di awal bulan ini, dan jika kinerja keuangan perusahaan terus memburuk di masa depan, maka kemungkinan besar perusahaan akan gagal bayar.
Namun, pada akhir Agustus, perusahaan berhasil lolos dari ancaman gagal bayar untuk sementara.
Dilaporkan CNN,perusahaan melunasi pembayaran bunga dua obligasi AS, tepat sebelum berakhirnya masa tenggang yang terhitung 30 hari sejak 6 Agustus 2023 lalu.
China Securities Journal melaporkan raksasa properti Negeri Tirai Bambu itu sudah melunasi bunga obligasi sebesar US,5 juta atau setara Rp343 miliar (asumsi kurs Rp15.269 per dolar AS).
"Ini berarti raksasa properti tersebut mampu menghindari gagal bayar pada dua obligasi dolarnya (dolar AS) minggu ini. Ini memicu optimisme di kalangan investor bahwa perusahaan yang menumpuk utang ini punya cukup uang untuk melewati krisis properti di China," tulis laporan tersebut.
Kendati demikian, Country Garden masih punya kewajiban membayar 8 surat utang yang akan jatuh tempo akhir tahun ini senilai total 10,8 miliar atau sekitar Rp22 triliun.
[Gambas:Video CNN]
(sfr/dzu)Saham Evergrande Anjlok 70 Persen Lebih Meski Kerugian Menurun******Jakarta, CNN Indonesia--
Perusahaan real estat asal China, Evergrande Group melaporkan penurunan kerugian pada awal tahun ini, namun sahamnya anjlok lebih dari 70 persen.
Mengutip CNN, Selasa (29/8), penurunan ini terjadi setelah suspensi selama 17 bulan, meskipun saham sebagian besar perusahaan properti China diperdagangkan lebih tinggi setelah serangkaian pengumuman akhir pekan oleh pejabat yang bertujuan untuk meningkatkan permintaan properti.
Selama bertahun-tahun, perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini menjadi pengembang properti terbesar di China berdasarkan penjualan.
Pada awal bulan ini, Evergrande Group mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat.
Investor dengan cermat mengawasi perkembangannya karena peran kunci yang dimainkannya dalam kesulitan ekonomi China saat ini.
Kerugian Evergrande yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham mencapai 33 miliar yuan (US,5 miliar) untuk periode Januari hingga Juni, penurunan 50 persen dari kerugian 66,4 miliar yuan (US,1 miliar) yang tercatat dalam periode yang sama setahun yang lalu, seperti yang diungkapkan dalam laporan pada hari Minggu ke bursa saham Hong Kong.
Pendapatan melonjak 44 persen dari tahun sebelumnya, mencapai 128,2 miliar yuan (US,6 miliar).
Lihat Juga :'Kiamat' Hantui Nikel Indonesia 13 Tahun Lagi |
Perusahaan mengatakan mereka berencana secara aktif untuk melanjutkan penjualan dan berhasil menangkap lonjakan singkat pasar properti yang muncul pada awal tahun.
Ekonomi Tiongkok menikmati awal tahun yang kuat, berkat pemulihan pasca pembukaan setelah negara ini menghapus pembatasan Covid-19 yang ketat. Tetapi pemulihan tersebut meredup sejak April.
Evergrande merugi sebesar US miliar selama 2021 dan 2022, sesuai dengan laporan keuangan yang sangat tertunda yang diposting bulan lalu.
Sayang, tantangan tersebut belum usai. Evergrande masih dibebani dengan kewajiban senilai 2,39 triliun yuan (US8 miliar) pada akhir Juni. Jumlah ini sedikit lebih rendah dari total kewajiban 2,44 triliun yuan (US4 miliar) yang dilaporkan pada akhir tahun lalu.
Total asetnya juga menurun menjadi 1,74 triliun yuan (US9 miliar) dari 1,84 triliun yuan (US3 miliar).
Evergrande sedang menjalani restrukturisasi utang yang dipandu pemerintah, yang dimulai pada akhir 2021 segera setelah gagal membayar utangnya.
Pada Maret tahun ini, perusahaan tersebut mengungkapkan rencana bernilai miliaran dolar untuk berdamai dengan kreditur internasionalnya, tetapi mereka memerlukan pendanaan tambahan sebesar US miliar hingga US miliar untuk menyelesaikan proyek properti yang belum selesai.
Dalam laporan Minggu lalu, Evergrande mengatakan mereka mendapat pendanaan baru untuk beberapa proyek dan akan terus mencari modal tambahan.
Namun, kemampuan perusahaan untuk terus beroperasi masih tergantung pada apakah mereka dapat berhasil menyelesaikan rencana restrukturisasi utang luar negeri.
Perusahaan juga perlu bernegosiasi dengan pemberi pinjaman dalam negeri mengenai perpanjangan pinjaman perusahaan.
[Gambas:Video CNN]
Investasi Asing ke Ekosistem Kendaraan Listrik RI Capai Rp640 T******Jakarta, CNN Indonesia--
Menteri Investasi/ Kepala BKPMBahlil Lahadalia melaporkan total investasiuntuk ekosistem kendaraan listrik di RI mencapai US miliar atau setara Rp640,13 triliun (asumsi kurs Rp15.241 per dolar AS) sepanjang 2020-2023.
"Kita sudah mampu berkomunikasi dan berkomitmen dengan investor khususnya FDI (investasi asing langsung) sebesar US miliar lebih untuk ekosistem EV (electric vehicle)," ujar Bahlil dalam acara Asean Business & Investment Summit 2023 di Jakarta, Sabtu (2/9).
Dalam paparannya, ia merinci besaran investasi itu berasal dari beberapa perusahaan besar kelas internasional. Tercatat, LG Energy Solution Korea Selatan menempatkan US,8 miliar.
Selanjutnya, dari Ford Amerika Serikat sebesar US,5 miliar dan dari Volkswagen (VW) Jerman sebesar US miliar.
Menurut Bahlil, peningkatan pesat investasi ke sektor EV ini merupakan penegasan bahwa bukan lagi saatnya investor datang untuk mengeruk sumber daya alam Indonesia saja.
Ia mengatakan para investor itu berinvestasi membangun pabrik di Tanah Air. Dengan begitu, masyarakat juga dapat merasakan manfaatnya.
"Negara- negara lain itu telah maju duluan dan menurut pandangan saya itu masa lalu. Dari kebesaran dunia. Namun, masa depan dunia sekarang ada pada kawasan ASEAN," tegas Bahlil.
[Gambas:Video CNN]
Label:aplikasi yang bisa cicil hp、nama pinjol resmi ojk 2022、gacor338
Terkait:bet365slot、slot terbaik dan tergacor、heylink.me slot bonus new member 100、logo maxwin、amintoto、demo slot to、pasar gacor、main slot gacor、situs judi slot gacor terpercaya、rtp bioskop777
bab terbaru:rtp sikat88(2024-07-02)
Perbarui waktu:2024-07-02
《wargabet》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,kode mimpi 2dHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《wargabet》bab terbaru。