alamat main slot 346Jutaan kata 320444Orang-orang telah membaca serialisasi
《ratuliga》
KONI: Meninggalnya Lisa Rumbewas duka bagi olahraga Papua******Sentani (ANTARA) - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Papua menyatakan meninggalnya Raema Lisa Rumbewas merupakan duka yang sangat mendalam bagi olahraga di tanah Papua.
Raema Lisa Rumbewas merupakan atlet angkat besi kelahiran Jayapura, 10 September 1980 yang mengukir banyak prestasi.
Ia meraih medali perak pada kelas terbang putri (53 kg) di Olimpiade 2000 Sydney, medali perak SEA Games XXI/2001 pada kelas bulu putri (53 kg), Olimpiade 2004 Athena memperoleh medali perak, serta Olimpiade 2008 Beijing meraih perunggu dengan total angkatan 206 kg setelah peraih perunggu sebelumnya atlet Belarusia Nastassia Novikava terbukti menggunakan doping.
Ketua Bidang Sport Science dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi KONI Papua Daniel Womsiwor saat dihubungi ANTARA di Sentani, Minggu, mengatakan meninggalnya mantan atlet Olimpiade asal Papua itu adalah satu kehilangan yang sangat besar bagi olahraga di Papua.
“Saya sebagai Kepala Adat Masyarakat Biak Barat dan Swandiwe (Papua) juga menyatakan meninggalnya Lisa Rumbewas adalah duka bagi Suku Biak di tanah Papua dan Indonesia,” katanya.
Menurut Womsiwor, Papua dan Indonesia telah kehilangan legenda besar olahraga khususnya angkat besi.
Dia menjelaskan sebagai Kepala Adat Masyarakat Biak Barat, Swandiwe, dan Numfor begitu bangga dengan prestasi Lisa Rumbewas di dunia olahraga tanah air khususnya angkat besi.
“Dia satu-satunya atlet asal Papua yang bisa menyumbang tiga medali Olimpiade berturut-turut dan sampai hari ini belum ada atlet Papua lain yang bisa menyamai prestasinya di Olimpiade,” katanya.
Dia menambahkan Lisa Rumbewas dalam adat dikategorikan sebagai ‘Insorak’ atau perempuan yang gagah perkasa dan berani, sehingga dia mampu meraih prestasi baik di tingkat nasional maupun dunia.
“Selain memiliki jiwa ‘Insorak’, Lisa Rumbewas juga anak yang sangat berbakti kepada bapak dan ibunya serta penurut, setia, pendiam, jujur dan dengar-dengaran,” ujarnya.
Raema Lisa Rumbewas menghembuskan nafas terakhir pada Minggu (14/1) dini hari di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura.
Baca juga: Mengenang Lisa Raema Rumbewas, peraih medali Olimpiade asal Papua
Baca juga: Lifter usia 19 tahun pecahkan rekor dunia di IWF Grand Prix II 2023
Baca juga: Rahmat Erwin menangi medali perak di IWF Grand Prix II 2023
Pewarta: Yudhi Efendi
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024
Gaya debat capres saling serang lebih digemari generasi muda******Jakarta (ANTARA) - Pengamat Budaya dan Komunikasi Digital dari Universitas Indonesia Firman Kurniawan menilai gaya komunikasi para calon presiden saat Debat Pemilihan Presiden dapat mempengaruhi generasi muda dalam menentukan pilihan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Kalau kita lihat generasi muda yang ada di kelompok perkotaan, yang biasa berbeda pendapat, yang terbiasa menyelesaikan atau menemukan solusi dengan perdebatan, debat adalah hal yang menarik," ujar Firman saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Firman mengatakan, debat merupakan ajang untuk memancing persilangan atau adu pendapat dan gagasan antar kandidat.
Baca juga: Pengamat UB soroti gaya komunikasi politik masing-masing capres
Menurut dia, gaya berdebat yang membuat pihak lawan lebih terpancing mengungkapkan gagasan atau menimbulkan kegeraman akan lebih digemari oleh generasi muda.
"Gaya berdebat yang lebih memancing pihak lain untuk bisa lebih mengungkapkan gagasannya atau mungkin menimbulkan kegeraman, menimbulkan kemarahan, ini justru hal yang dinamis seperti itu akan digemari," kata dia.
Firman mengatakan gaya komunikasi dengan intensi menyerang pada debat merupakan hal yang wajar, selama yang diserang adalah gagasan, bukan personal.
Dia berpandangan bahwa gaya komunikasi yang dinamis dan saling beradu gagasan semacam itu lebih dapat diterima oleh generasi muda yang tinggal di perkotaan atau berpendidikan tinggi.
Baca juga: IKAPII: Prabowo tunjukkan sikap kenegarawanan saat debat ketiga
Kelompok generasi muda tersebut dinilai terbiasa mengutamakan kekuatan pikiran dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga cenderung lebih menyukai gaya debat yang dinamis.
Sementara kelompok generasi muda yang lebih konservatif dinilai tidak terlalu menyukai ajang debat semacam itu.
Menurut dia, mereka mungkin lebih menyukai debat yang bersifat lebih santun atau lembut. Namun, dia menilai bahwa debat yang terlalu santun mungkin tidak mampu mengungkapkan kemampuan atau cara berpikir yang sesungguhnya dari seorang kandidat.
"Jadi (debat dengan intensi menyerang) tidak masalah, karena kan yang diserang adalah gagasannya," demikian pandangan Firman Kurniawan.
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Label:erek 94、situs slot adalah、slotvigor
Terkait:slot online deposit dana 5000、cocaqq、pasar judi slot、ceriabet88 slot、mpo108、3 angka jitu hk malam ini pasti tembus、judi slot88、situs togel terpercaya di indonesia、cara pasang colok jitu togel、mandiri888
bab terbaru:erek erek gunting(2024-07-08)
Perbarui waktu:2024-07-08
《ratuliga》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,situs kerja freelance terpercayaHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《ratuliga》bab terbaru。