rtp jkt303 61Jutaan kata 142313Orang-orang telah membaca serialisasi
《sky77》
Bisakah Gratis PPh Pekerja Buat IKN dan Investasinya Makin Semarak?******Jakarta, CNN Indonesia--
Pemerintah mengeluarkan beberapa jurus supaya IKNke depan sukses dan ramai. Jurus teranyar, mereka siap memberlakukan kebijakan insentif bebas PajakPenghasilan 21 (PPH Pasal 21) bagi seluruh pekerjayang ditempatkan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Pemberian insentif tersebut bertujuan demi menarik minat pekerja pindah ke ibu kota baru tersebut. Dengan insentif itu, PNS dan pegawai swasta yang bekerja di IKN bakal mendapatkan gaji penuh, tanpa potongan pajak dan lainnya.
Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Kepatuhan Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Yon Arsal di hadapan para calon investor. Kata dia, insentif gratis pajak penghasilan itu akan diberlakukan sampai 2035.
"Yang pindah ke sana, kerja dan domisili di sana, karyawan, PPh-nya ditanggung pemerintah. Jadi, karyawan yang bersangkutan dapat menerima penghasilan secara penuh, pajaknya ditanggung pemerintah," sambungnya.
Selain itu, Yon menyebut ada sederet insentif lain, termasuk pajak pertambahan nilai (PPN), yang juga ditanggung pemerintah.
Meski begitu, Yon memastikan seluruh insentif yang diberikan negara tetap memperhatikan tata kelola dengan baik. Hal tersebut juga akan disampaikan dalam laporan realisasi APBN secara berkala.
Ia menyebut ada empat fokus yang menjadi landasan pemerintah dalam mengobral insentif di IKN.
Lihat Juga :TKN Prabowo Sindir Eropa, Anti Energi Kotor Tapi Ngemis Batu Bara RI |
Pertama, keberlangsungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ia sadar banyaknya insentif yang ditanggung pemerintah perlu terus memperhatikan stabilitas kas negara.
Kedua,pemerintah tetap mendorong penggunaan produk-produk dalam negeri.
Ketiga, negara terus mendukung masuknya investasi baru di IKN.
Keempat, mendorong konsep green environment dan smart city.
Lihat Juga :ANALISISKenapa Sih Uni Eropa Suka Ganjal Ekspor RI, Ada Masalah? |
Lantas apakah iming-iming pemerintah ini untuk mendatangkan banyak pekerja ke IKN bisa efektif?
Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai insentif bebas PPH belum tentu menarik minat para pekerja untuk pindah dan meramaikan IKN.
Bhima mengatakan bagi pekerja swasta non-BUMN, insentif bukan menjadi prioritas utama pindah ke IKN seiring banyak realisasi investasi yang belum berjalan.
Dengan kata lain insentif pajak itu kemungkinan tak akan berpengaruh banyak terhadap mereka.
Bhima justru berpendapat kebijakan ini malah nantinya dapat memicu terjadinya ketimpangan dengan masyarakat lokal. Pasalnya, sebagian pekerja lokal di IKN bekerja di sektor informal, seperti di perkebunan atau pertanian yang kemungkinan tak akan sepenuhnya menikmati dampak dari PPH yang dipotong.
Lihat Juga :Timnas AMIN Kritik Hilirisasi Nikel Jokowi: Pasar Tak Mau Disandera |
"Sehingga nanti khawatir manfaat PPH yang dipotong lebih banyak pekerja yang didatangkan dari luar wilayah IKN atau Penajam Paser, dan itu berarti juga memperburuk ketimpangan dengan pekerja sekitar," ucap Bhima kepadaCNNIndonesia.com, Rabu (6/12).
"Karena ada insentif PPH, tidak ada insentif PPH bagi pekerja lokal mungkin tidak terlalu ada perbedaan. Karena strukturnya banyak didominasi pekerja yang sifatnya informal," sambungnya.
Bhima menganggap perpindahan para pekerja ke IKN bukan hanya perihal pembebasan PPH, tetapi infrastruktur dasar harus disiapkan terlebih dahulu. Ia menilai minat masyarakat lebih kepada ketersediaan hunian, sanitasi atau air bersih, akses transportasi, hingga peluang usaha yang potensial.
"Jadi masih banyak pertimbangan sekali bagi para pekerja, terutama yang sudah berumah tangga, sudah memiliki rumah, anaknya sudah sekolah di luar dari IKN, untuk memutuskan pindah ke sana. Pertimbangannya sangat banyak," ucap Bhima.
Tak cuma itu, Bhima menilai obral insentif pajak ini membahayakan rasio pajak yang kemudian dapat menjadi celah penghindaran pajak. Misalnya, satu perusahaan seolah mengerjakan sebuah proyek di IKN pada waktu yang singkat, kemudian semua pekerjanya mendapat insentif pajak dalam beberapa tahun ke depan.
Lihat Juga :Budi Waseso Buka Suara Usai Dicopot dari Dirut Bulog |
"Siapa yang mau cek kejelasan lokasi proyeknya kan susah sekali bagi petugas pajak. Jadi ada bahaya dari insentif pajak di IKN," katanya.
Lagipula, menurut dia, era sekarang merupakan era global minimum taxdan pembatasan insentif pajak. Bhima heran kenapa IKN malah race to the bottomatau balapan ke bawah.
Menurut dia, menurunkan standar dan obral insentif faktanya sampai sekarang belum efektif dan tidak banyak menarik investor.
Wujudkan Smart City, Para Pejabat IKN Kunjungi Silicon Valley******San Fransisco, CNN Indonesia--
Sejumlah pejabat Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) mengunjungi pusat teknologi Silicon Valleydi San Francisco, California, Amerika Serikat, Senin (13/11).
Kunjungan ini untuk menjalin kerja sama dan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan sejumlah perusahaan teknologi terkemuka untuk menjadikan IKN jadi smart city.
Pejabat IKN yang hadir adalah Kepala Otorita IKN Bambang Susantono, Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital Mohammed Ali Berawi, Direktur Transformasi Hijau Tonny Agus Setiono serta Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw.
Lihat Juga :Presiden FIFA Soal Pusat Latihan Sepak Bola IKN: Proyek Penting |
Menurutnya 100 tahun Indonesia nanti, RI ingin naik kelas dari negara berpenghasilan menengah ke berpenghasilan tinggi.
"Salah satu transformasinya adalah membangun ibu kota baru yang harus kita bayangkan di 2045 sebagai sebuah keberlanjutan. Kita harus melompat jadi kota cerdas. Hampir semua kota besar di dunia sudah menerapkan konsep smart city," kata Bambang.
Sementara itu Ali Berawi mengatakan pihaknya menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan raksasa teknologi di Silicon Valley ini. Misalnya, Meta, Cisco, Autodesk dan sejumlah perusahaan lain.
"Kerja sama ini dalam rangka mewujudkan IKN sebagai smart city," kata Ali kepada CNNIdonesia.com.
Ia mencontohkan kerja sama dengan Cisco yang bisa menjadikan gedung-gedung di IKN nanti punya sistem digital dari sisi pengolahan data dan keamanan terpadu.
Bukan hanya dengan perusahaan-perusahaan dari AS, IKN juga menjalin kerja sama dengan perusahaan dari sejumlah negara seperti China dan Korea Selatan.
"Semua infrastruktur sedang kami siapkan," ujar Ali.
Lihat Juga :Basuki Sebut Jepang Akan Kaji Proyek Jalur Kereta di IKN |
Ali mengatakan dalam pembangunan IKN, kolaborasi banyak pihak mutlak diperlukan, termasuk para perusahaan raksasa teknologi di pusat teknologi dunia, Silicon Valley ini.
Cisco adalah perusahaan yang punya pengalaman banyak membuat sistem digital di sejumlah negara. Sistem yang dikembangkan tak hanya mempermudah aktivitas, namun juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Vice President Engineering Sustainability Office Cisco Denis Lee mengatakan pihaknya selama ini sudah banyak melakukan hal-hal untuk mendukung sistem keberlanjutan dan ramah lingkungan bagi kehidupan manusia.
Caranya, kata Lee, dengan pembangunan pusat data, smart buildingdan ruang kerja dan internet untuk masa depan.
Silicon Valley merupakan pusat inovasi di Amerika Serikat (AS) yang berhasil mencetak banyak perusahaan teknologi raksasa.
Silicon Valley terletak di selatan San Francisco, California, Amerika Serikat. Wilayah ini menampung sekitar 2.000 perusahaan teknologi.
Area ini telah menciptakan pusat bagi perusahaan inovatif. Sejumlah perusahaan teknologi yang kita kenal sekarang seperti Apple, Facebook, Google, dan Netflix, lahir di kawasan ini. Silicon Valley juga jadi tempat lahir perusahaan seperti Tesla, Twitter, Yahoo, dan eBay.
Selain itu ada pula perusahaan penunjang bisnis seperti Cisco, Oracle, Salesforce.com, Hewlett-Packard, dan Intel. Sejumlah perusahaan ternama lain seperti Adobe, Intuit, dan Zynga juga ada di sini.
Lihat Juga :Menkominfo Tegaskan Jaringan Internet di IKN Harus 5G |
Awalnya kawasan pengembangan teknologi itu dinamai Santa Clara Valley. Silikon sendiri adalah bahan dasar semikonduktor yang digunakan di komponen komputer.
Ide untuk membuat Silicon Valley dimulai selama masa krisis ekonomi yang disebut Depresi Besar atau Great Depression pada tahun 1930-an. Seorang Profesor teknik Stanford, Frederick Terman memutuskan untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja bagi mahasiswanya.
Ia menyokong dua mahasiswanya, William Hewlett dan David Packard. Mereka bahkan mendapatkan dana hibah untuk menciptakan perusahaan teknologi.
Pada tahun 1925 ia bergabung dengan Stanford University. Terman menyadari bahwa departemen teknik kelistrikan Stanford kurang memadai.
Terman mulai membangun Stanford menjadi pusat utama penelitian radio dan komunikasi. Terman juga berinvestasi di perusahaan 'baru' yang diciptakan kedua mahasiswanya itu. Secara pribadi ia menunjukkan keinginannya untuk mengintegrasikan universitas dengan industri di wilayah tersebut.
(sur/sur)Label:link slot terbaru gacor、gobet69、situs gacor terbaik
Terkait:buku mimpi 2d 07、slot demo mahjong way、cara meminjam di adakami、situs slot online gacor terpercaya、sultantogel88、mandiribet67、menutogel、slot gacor login、keris4d、qq998
bab terbaru:lapak89(2024-07-08)
Perbarui waktu:2024-07-08
《sky77》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,jp slot 1Hanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《sky77》bab terbaru。