solid188 415Jutaan kata 861428Orang-orang telah membaca serialisasi
《slot langsung menang》
Barongsai Tripusaka Meriahkan Puncak Perayaan Imlek di SD Warga ******
Atraksi tidak sampai di situ. Yang paling menegangkan ketika para barongsai itu melakukan atraksi di atas kursi panjang yang ditumpuk setinggi tiga meter. Barongsai meliuk-liuk dan pemain saling menggendong membuat barongsai itu berdiri di atas ketinggian.
Di tengah atraksi, tiba-tiba kursi merah itu bergeser dan barongsai memperlihatkan gestur akan jatuh. Sontak siswa ada yang kaget. Namun, ternyata itu hanya trik untuk membuat penonton tegang.
Kepala SD Warga Solo, Tri Agus Suryanto, mengatakan acara tersebut merupakan bagian dari serangkaian acara yang diadakan di SD Warga. Selain barongsai, siswi SD Warga juga menampilkan fashion show.
Dia mengatakan acara tersebut mengajarkan nilai-nilai keberagamaan. Hal itu lantaran yang bersekolah di SD Warga tidak hanya satu suku atau agama, namun beragam. Maka dia mengatakan acara perayaan imlek menjadi tempat tidak hanya satu suku saja.
“Meski acara imlek identik dari agama Khonghucu, tapi yang lain juga bisa ikut menyaksikan rangkaian acaranya,” kata dia ketika ditemui wartawan, Jumat.
Selain itu, terdapat pembagian 600 kue keranjang yang dirangkai menjadi gunungan. Kue itu kemudian dibagi-bagi ke siswa, guru, dan tamu undangan. Dia mengatakan perayaan imlek tersebut sudah menjadi acara tahunan.
Rasa kagum diungkapkan oleh salah satu siswa Kelas VI, Rosiana Aubertha yang menikmati seluruh penampilan teman-temannya itu. Dia mengatakan sempat tegang menyaksikan atraksi barongsai dari Tripusaka itu.
“Bagus dan keren-keren, apalagi yang fashion showadek kelas itu keren dan cantik. Teman-temanku semua. Barongsainya juga bagus, bikin degdegan juga apalagi pas kursinya sampai geser,” kata dia.
Seperempat Lebih Siswa SMP di Solo Pernah Jadi Korban Perundungan Verbal******
Perundungan secara verbal merupakan bentuk perundungan yang dilakukan secara lisan dan berulang-ulang. Meski tidak menimbulkan luka secara fisik, namun berdampak pada kesehatan mental korban.
Data Yayasan Kakak menunjukkan separuh lebih tindakan perundungan verbal terjadi di sekolah dengan persentase 65%. Lalu diikuti dengan lingkungan bermain sebanyak 22%, dan 13% di rumah.
Sedangkan pelaku perundungan hampir semuanya merupakan teman sendiri, persentasenya mencapai 91%. Lalu diikuti yang lainnya meliputi kakak kelas, saudara kandung, orang tua, dan guru sebesar 3%.
Selain perundungan secara verbal, siswa SMP di Solo juga mengalami perundungan secara fisik. Perundungan fisik pun dilakukan secara berulang-ulang. Tidak jarang meninggalkan bekas luka di tubuh seperti memar.
Berdasarkan hasil riset Yayasan Kakak, ditemukan sebanyak 11% siswa SMP mengaku pernah mengalami perundungan secara fisik. Mirisnya, setengah dari korban perundungan fisik terjadi di sekolah dengan persentase 53%.
Lalu hampir seperempat diantaranya mendapatkan perundungan fisik di rumah. Sisanya sebanyak 20% di lingkungan bermain.
Hal ini juga selaras dengan temuan Yayasan Kakak bahwa mayoritas pelaku perundungan fisik adalah teman sendiri, persentasenya mencapai 68%, lalu diikuti orang tua sebanyak 15%. Sayangnya, tempat anak mengadu dan mendapat perlindungan di sekolah, yakni guru juga ada yang melakukan perundungan secara fisik, meski persentasenya tidak banyak yakni 9%. Pelaku lainnya meliputi kakak kelas dan saudara kandung sebesar 7%.
Perundungan ternyata tidak berhenti di dunia nyata, tapi juga terjadi di dunia maya Fenomena ini dikenal dengan istilah cyber bullyingatau perundungan dunia maya.
Perundungan di dunia maya biasanya dilakukan berulang-ulang ditujukan untuk menakuti, membuat marah, atau mempermalukan korbannya. Biasanya dilakukan melalui media sosial. Riset Yayasan Kakak menunjukkan ternyata 14% anak pernah menjadi korban perundungan di media sosial.
Mayoritas perundungan di media sosial terjadi melalui platform WhatsApp dengan persentase 74%, diikuti platform lainnya meliputi Tiktok dan X sebanyak 15% , selanjutnya Instagram 8%, dan gamesebanyak 3%.
Kepada Solposos.com, aktivis perlindungan anak dari kekerasan Yayasan Kakak, Kiki Nur Fernando, mengatakan perlu memosisikan anak sebagai pelopor dan pelapor (2P) untuk mencegah perundungan.
“Kita harusnya menyediakan pendidik teman sebaya. Mungkin lewat itu bisa dikuatkan lagi untuk menjadi pelopor dan pelapor. Nanti harapannya pelopor itu bisa memulai dengan melihat lingkungan sekolahnya,” kata dia.
Dia mengatakan dengan diposisikan sebagai 2P, si anak bisa melapor kepada yang lebih ahli, dalam hal ini guru Bimbingan Konseling (BK), satgas pencegahan tindak kekerasan, atau profesional di bidangnya.
“Tidak mungkin anak melakukan tindakan yang konkret sampai bisa menangani, karena anak sebagai pendidik sebaya itu hanya sebagai teman bercerita. Untuk penanganannya sudah ada satgasnya sendiri,” kata dia.
Satgas yang dimaksud adalah Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Tim ini harus ada di setiap sekolah. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) No. 46/2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKS).
“Kami mengusulkan adanya penguatan satgas TPPK di sekolah, sehingga mampu melakukan penanganan kekerasan [termasuk perundungan] dengan prinsip perlindungan anak,” kata dia.
Label:erek2 14、slot gacor 777 login、welcome bonus 100 di depan
Terkait:aneka4d、taxi4d link terbaru、pinjaman teman dana rupiah、buku mimpi 4d com、angka 89 slot login、slot gacor akun baru、adu gacor slot、situs slot lagi gacor、slot gampang gacor、slot minimal deposit 20 ribu
bab terbaru:bulan togel(2024-07-03)
Perbarui waktu:2024-07-03
《slot langsung menang》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,zetslotHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《slot langsung menang》bab terbaru。