adapundi bisa dicicil 240Jutaan kata 734910Orang-orang telah membaca serialisasi
《judi online gacor》
Kiat membangun keterampilan interaksi sosial yang positif bagi anak******Jakarta (ANTARA) - Kemampuan dalam menjalin interaksi sosial penting diajarkan sejak usia dini guna menumbuhkan rasa percaya diri dan kecerdasan emosional yang bermanfaat untuk masa mendatang dan hal yang perlu dilakukan bisa dimulai dengan menjalin pertemanan.
Pendiri sekaligus CEO lembaga pendidikan anak usia dini IKidz, Dhruv Ahuja mengatakan bahwa setiap anak memiliki proses yang berbeda-beda dalam menjalin pertemanan, ada yang mudah dan ada pula yang lebih sulit ketika membentuk hubungan sosial yang sehat.
"Selanjutnya, ini membutuhkan lingkungan yang inklusif, di mana setiap anak memahami pentingnya pengembangan keterampilan sosial," kata Dhruv dikutip dari Hindustan Times, Jumat.
Menurutnya, keterampilan sosial dapat membantu anak-anak dalam membangun hubungan sosial yang positif. Dhruv membagikan sejumlah kiat dalam menumbuhkan keterampilan menjalin pertemanan dan interaksi sosial yang positif bagi anak-anak:
Baca juga: Psikolog imbau orang tua ajak anak terlibat dalam kegiatan sosial
Dimulai sejak dini
Pengembangan keterampilan interaksi sosial dapat dimulai sejak usia dini. Baik orang tua maupun guru dapat mulai mengenalkan pengembangan keterampilan interaksi sosial sebagai salah satu kemampuan penting dalam hidup.
Dengan pengenalan di usia dini, anak-anak dapat lebih siap dalam menghadapi pengalaman sosial yang berbeda-beda seiring berjalannya waktu.
Belajar sambil bermain
Anak-anak cenderung lebih senang belajar melalui kegiatan yang menyenangkan dibandingkan proses belajar konvensional yang kaku dan melelahkan.
Sangat penting untuk menerapkan kegiatan belajar sambil bermain dan interaksi kelompok sebagai upaya untuk mengajarkan keterampilan sosial. Cara-cara yang dapat dicoba bisa seperti bermain peran, melatih percakapan, dan melalui permainan.
Beri contoh positif
Orang tua atau pengajar dapat berperan sebagai pemberi contoh positif kepada anak-anak. Anak-anak cenderung akan meniru perilaku dari orang dewasa yang berada di sekitarnya.
Oleh karena itu, orang tua atau pengajar dapat mencontohkan perilaku baik misalnya berbagi kepada orang lain, menunjukkan rasa empati, bekerja sama, atau bersikap baik dan sopan.
Dengan begitu, anak-anak dapat meniru perilaku baik tersebut dan akan terus menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Melakukan kegiatan berkelompok
Melakukan kegiatan berkelompok dengan anak-anak lain dapat meningkatkan kemampuan sosial sekaligus akademis anak-anak. Kegiatan seperti membaca buku bersama di perpustakaan atau bermain bersama di taman bermain dapat meningkatkan kemampuan interaksi sosial anak-anak.
Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan minat anak-anak juga dapat membantu anak-anak belajar memulai percakapan dan menguasai keterampilan dasar dalam berbagi, berbicara, dan bekerja sama.
Baca juga: Olahraga bantu pengembangan karakter sosial dan keterampilan anak
Memberikan edukasi terkait emosi
Mengedukasi anak-anak dalam mengekspresikan emosinya dapat membantu dalam menjalin hubungan sosial yang positif.
Mengajarkan tentang kompleksitas emosi dapat memberikan edukasi mengenai keseimbangan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual. Dengan begitu anak dapat lebih merasa diberdayakan, diakui, dan didengar sehingga mendorong terbentuknya hubungan sosial positif dengan orang lain.
Aktif melibatkan orang tua, guru, dan pengasuh
Peran yang kuat di antara orang tua, pendidik, dan pengasuh sangat penting dalam mendidik dan membimbing anak termasuk dalam pengembangan keterampilan interaksi sosial.
Penting untuk diperhatikan bahwa baik orang tua, guru, maupun pengasuh seharusnya hanya bertindak sebagai pemandu dan bukan memaksakan dalam memutuskan apa yang benar atau salah untuk anak.
Di sisi lain, anak-anak membutuhkan ruang untuk memperluas pengetahuan mereka sehingga memungkinkan mereka untuk dapat membuat kesalahan dan secara bersamaan membantu mereka belajar dari kesalahan itu.
Hal tersebut tidak hanya akan membuat mereka mahir dalam bersosialisasi tetapi juga akan menanamkan harga diri dalam dirinya.
Baca juga: TII: Keterampilan bela diri dapat melindungi anak dari "bullying"
Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Kemenkes anjurkan manajemen obesitas bersama dokter******Jakarta (ANTARA) - Tim Kerja Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menganjurkan manajemen obesitas bersama dokter paling tidak dilakukan satu tahun satu kali.
"Untuk gerakan deteksi dini, memeriksakan paling tidak satu tahun satu kali," kata Ketua Tim Kerja Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik, Direktorat P2PTM Kemenkes dr Esti Widiastuti M., MScPH pada sebuah diskusi bersama awak media di Jakarta, Jumat.
Terkait biaya, kata dr Esti, sejauh itu dilayani pada fasilitas pelayanan kesehatan primer, pemeriksaan itu akan ditanggung oleh BPJS.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) Dr. dr. Gaga Irawan Nugraha, Sp.GK(K) menambahkan bahwa dalam manajemen obesitas, masyarakat diharapkan tidak hanya fokus melulu pada berat badan, tapi lihatlah kelainan metabolik yang ditimbulkan.
Baca juga: Hindari obesitas sedari kecil
Misal, belakangan sering bangun tidak dalam keadaan segar. Karena saat tidur, aluran pernapasan tertutupi lemak dan mengakibatkan dengkuran semakin keras.
Tidur mendengkur termasuk ciri kelainan metabolik yang penting diatasi dengan manajemen obesitas bersama dokter.
"Jadi, lihatlah itu bukan hanya dari berat badannya, tapi juga keluhannya berkurang. Bisa jadi berat badannya turun hanya lima kilogram, tetapi kelainan metabolik berkurang," kata dr Gaga.
Obesitas merupakan masalah global yang berdampak pada dua miliar penduduk dunia dan mengancam kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia.
Pada 2030 diperkirakan 1 dari 5 wanita dan 1 dari 7 pria akan hidup dengan obesitas (setara dengan lebih dari 1 miliar orang di seluruh dunia).
Prevalensi obesitas global lebih tinggi pada perempuan dibanding laki-laki dan jumlah terbesar orang dengan obesitas berada di negara berkembang, di mana beban ganda malnutrisi terus berlanjut dan sistem sangat kurang siap dan tidak dilengkapi dengan baik untuk mengatasi obesitas dan konsekuensinya secara efektif.
Secara global, lebih dari 160 juta tahun kehidupan sehat yang hilang disebabkan oleh indeks massa tubuh yang tinggi pada tahun 2019, dan angkanya kemungkinan akan lebih tinggi setiap tahun.
Ini berarti lebih dari 20 persen dari semua tahun kehidupan sehat yang hilang yang disebabkan oleh kesehatan kronis yang dapat dicegah.
Jika kita ingin mengatasi penyakit tidak menular, yang dapat dicegah, maka keberhasilan dalam mengatasi obesitas sangat penting.
Baca juga: Laki-laki yang lahir dari ibu obesitas bisa terkena masalah kesehatan
Di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terjadi peningkatan obesitas yang cukup signifikan, dari 10,5 persen di tahun 2007 menjadi 21,8 persen di tahun 2018.
Obesitas menjadi faktor risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, jantung, kanker, hipertensi dan penyakit metabolik maupun non metabolik lainnya serta berkontribusi pada penyebab kematian akibat penyakit kardiovaskular (5,87 persen dari total kematian), penyakit diabetes dan ginjal (1,84 persen dari total kematian).
Oleh karena itu, obesitas saat ini telah digolongkan sebagai penyakit yang perlu diintervensi secara komprehensif.
Obesitas merupakan masalah multifaktor. Peningkatan asupan energi, perubahan pola makan dari tradisional ke modern, urbanisasi dan penurunan aktivitas fisik, semuanya berperan terhadap peningkatan obesitas.
Faktor tersebut didukung oleh kontribusi faktor lain seperti aspek sosial ekonomi, budaya, perilaku dan lingkungan.
Obesitas juga dipicu oleh kurangnya aktivitas fisik berkaitan dengan fenomena khas daerah urban yaitu berkurangnya ruang publik yang dapat dimanfaatkan sebagai arena bermain dan berolahraga.
Kemudahan mengakses sarana modern berteknologi tinggi juga menjadi faktor penyebab kurangnya aktivitas fisik remaja terutama di daerah perkotaan.
Hari Obesitas Sedunia saat ini, menjadi kesempatan kita membangun momentum untuk mengubah cara pandang semua pihak terhadap obesitas dan segera mengambil peran secara bersama-sama agar menjadi tindakan yang efektif.
Dengan tajuk “World Obesity Day, Let’s Talk about Obesity and The Science Behind It”, diskusi hari itu mengajak semua pihak yang hadir untuk membahas dan berbagi pandangan tentang obesitas dan mengambil tindakan nyata yang efektif untuk mengenali, mencegah dan mengatasi obesitas demi hidup lebih sehat dan produktif.
Baca juga: IDAI: Cegah obesitas pada anak dengan atur jumlah pemberian susu
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024
Label:rajakoi88、indosaku pinjaman online、oktogel situs slot bandar togel gacor
Terkait:samudra123、sabobet、pinjaman legal bunga rendah、situs gacor hari ini modal receh、klikwin188、mega338、btv168 demo、nama situs slot gacor hari ini、situs paling gacor、rutinqq
bab terbaru:10 situs slot(2024-07-08)
Perbarui waktu:2024-07-08
《judi online gacor》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,ug1881Hanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《judi online gacor》bab terbaru。