hb88 745Jutaan kata 92734Orang-orang telah membaca serialisasi
《bantu cepat pinjaman online》
JK Kritik Buruh Sampai Tukang Las di Daerah Kaya Nikel RI Semua China******Jakarta, CNN Indonesia--
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyayangkan mayoritas pekerja industri nikel Tanah Air didominasi tenaga kerja asing (TKA) China.
Menurutnya, Indonesia adalah salah negara penghasil nikel terbesar di dunia. Tapi pekerjanya, mulai dari hulu sampai hilir kebanyakan tenaga kerja asing (TKA) asal China.
"Ini daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua China dari daratan sampai tukang las," ujar Jusuf dalam peringatan HUT 70 Tahun Kalla Group, di Grand Ballroom Kempinski Jakarta, Jumat (28/10).
JK tak ingin hal tersebut terjadi di perusahaannya. Oleh karenanya, Kalla Group yang saat ini tengah membangun smelter nikel sendiri akan dikelola oleh anak negeri dan pekerjanya adalah warga sekitar.
Ia pun yakin pembangunan smelter itu bisa rampung tahun depan. "Kita bikin smelter, kita belajar sendiri, InsyaAllah tahun depan smelter pertama milik nasional akan beroperasi," kata JK.
"Semua dilakukan tapi tidak dengan otak dari luar. (Namun dengan) Kemampuan diri sendiri," lanjutnya.
Lihat Juga :Proyek Infrastruktur Dikebut Kelar Sebelum Masa Presiden Jokowi Habis |
JK menuturkan smelter yang sedang dibangun itu pun akan mengandalkan tenaga air alih-alih batu bara. Ia menekankan smelter buatan Indonesia harus bersumber dari energi bersih.
"Dari sumber bersih, pakai hidro tadi. Karena Eropa tak mau beli kalau kotor energinya," terang dia.
JK sendiri merupakan mantan pejabat RI sekaligus mantan pimpinan Kalla Group. Saat ini Kalla Group dipimpin oleh Solihin Jusuf Kalla.
Lihat Juga :Modal Ventura di China Ajukan Pailit |
Didirikan pada 1952, perusahaannya ini memiliki 36 jenis usaha mulai dari percetakan hingga tukang cukur. Meskipun banyak, usahanya tidak selalu berjalan mulus.
Di bidang otomotif, Kalla Group ini memiliki merek dagang di kawasan Indonesia Timur melalui bendera PT Hadji Kalla (Kalla Toyota).
Menurut JK, penjualan merek Toyota ini lebih dulu dilakukan Kalla Group dibanding Astra. Bisnis Kalla Group juga meliputi usaha baja, semen, dan tekstil.
[Gambas:Video CNN]
Inflasi AS Masih Tinggi, Bunga 'Selangit' The Fed Dinilai Tak Manjur******Jakarta, CNN Indonesia--
Kumpulan data inflasiAmerika Serikat (AS) yang baru dirilis pada Jumat (28/10) menunjukkan harga-harga masih tetap tinggi, bahkan tertinggi dalam 40 tahun sejak awal 1980 an. Padahal, The Fedsudah sangat agresif menaikkan suku bunga acuan.
Memang, Amerika Serikat (AS) mencatat pertumbuhan ekonomi 2,6 persen pada kuartal III 2022. Realisasi ini seketika menyingkirkan risiko resesi ekonomi setelah ekonomi AS terkontraksi dua kuartal berturut-turut.
Namun, patut diingat, angka inflasi AS masih 'selangit.' Bahkan, tingkat inflasi AS saat ini tertinggi dalam 40 tahun terakhir, yakni 8,2 persen per September.
Untuk pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 5,1 persen secara tahunan, lebih tinggi dari Agustus lalu sebesar 4,9 persen. Kendati, angka ini masih di bawah perkiraan konsensus Refinitiv di angka 5,2 persen.
Secara terpisah, Biro Statistik Tenaga Kerja AS merilis indeks biaya pekerjaan (ECI) menunjukkan perlambatan upah dan gaji dalam biaya tenaga kerja kuartalan.
Angka-angka terbaru datang beberapa hari sebelum The Fed bertemu dan membahas kenaikan suku bunga lagi. Di lain sisi, warga AS akan melakukan jajak pendapat untuk memberikan suara dalam pemilihan paruh waktu.
Lihat Juga :REKOMENDASI SAHAMSaham-saham Pilihan 'Anti Inflasi' |
"Data ini mengkonfirmasi The Fed memiliki lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendinginkan permintaan dan mengurangi inflasi serta menjaga pembuat kebijakan di jalur untuk menaikkan suku bunga federal fund sebesar 75 bps lagi pada pertemuan FOMC minggu depan," kata Ekonom Senior EY Parthenon Gregory Daco, dikutip dari CNN, Senin (31/10).
Meski digempur serangkaian kenaikan suku bunga The Fed untuk meredam inflasi, data di AS menunjukkan bahwa kenaikan harga terus melonjak dan inflasi menyebar dari barang ke sektor jasa pada September lalu.
Laporan pengeluaran konsumsi pribadi terbaru menunjukkan warga AS terus menghabiskan uang di luar kemampuan mereka, di mana belanja konsumen meningkat 0,6 persen pada September dan pendapatan tumbuh 0,4 persen, sementara tingkat tabungan turun.
"Suku bunga naik dengan cepat, inflasi terus tinggi, dan ketidakpastian global meningkat mengikis sentimen bisnis dan mendorong perusahaan untuk membuat keputusan perekrutan dan investasi yang lebih hati-hati," tutur Daco.
[Gambas:Video CNN]
Wajar Ramai TKA China di Industri Nikel, Wong Investasi dari Mereka******Jakarta, CNN Indonesia--
Indonesia memiliki cadangan nikelterbesar di dunia. Namun, kekayaan alam sebesar ini dituding justru memberikan kenikmatan bagi tenaga kerja asing (TKA) asal China.
Tudingan itu disampaikan oleh eks wakil presiden Jusuf Kalla (JK) yang menyebut pertambangan nikel di Tanah Air lebih banyak mempekerjakan pekerja China dibandingkan pekerja lokal.
"Ini (Indonesia) daerah kaya nikel, tapi yang kerja semua China, dari daratan sampai tukang las," imbuh JK saat ditemui dalam peringatan HUT 70 Tahun Kalla Group di Grand Ballroom Kempinski Jakarta akhir pekan lalu.
"Itu nggak betul. Kalau waktu konstruksi dulu awal-awal 2014 ya, sekarang sudah banyak orang Indonesia, pergi saja lihat ke sana," tantang Luhut.
Lalu seperti apa faktanya?
Berdasarkan data Kementerian ESDM hingga akhir 2021, jumlah TKA di industri mineral dan batu bara (minerba) lebih dari 3.000 orang. Jumlah tersebut jauh lebih sedikit dibanding dengan total pekerja Indonesia yang sebanyak 23.857 orang.
Lihat Juga :JK Kritik Buruh Sampai Tukang Las di Daerah Kaya Nikel RI Semua China |
Sementara, khusus untuk industri nikel saja, jumlah tenaga kerja yang tercatat sebanyak 24.745 orang yang terdiri dari 21.691 orang TKI dan 3.054 TKA. Itu pun, jumlah pekerja asingnya tidak hanya berasal dari China saja.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai keberadaan TKA China di industri nikel Indonesia sudah pasti ada dan menjadi hal yang wajar. Sebab, investor terbesar di pengelolaan nikel Indonesia adalah China.
Setidaknya, ada dua perusahaan besar pengelola tambang nikel di dalam negeri yang berasal dari China, yakni PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Sulawesi Tengah dan PT Virtue Dragon Nikel Industri (VDNI) di Sulawesi Tenggara.
Namun, terkait dengan mayoritas pekerjanya China di industri nikel ini, Mamit ragu jika jumlahnya lebih besar dari TKI seperti yang disampaikan oleh JK.
Lihat Juga :JK Kritik Pengolahan Nikel RI Banyak Pakai Tangan China |
"Saya kira sebenarnya ini bukan karena mereka (TKA China) hebat, tapi lebih kepada mereka inikan membawa investasi dan modal, di mana salah satu kekuatannya adalah bisa membawa SDM dari negara mereka seoptimal mungkin," kata Mamit kepada CNNIndonesia.com, Senin (31/10).
Menurut Mamit, TKA China ini tak akan bisa dihilangkan. Pasalnya, teknologi pengolahan smelter dibawa dari negeri Tirai Bambu dan tentu lebih dikuasai oleh pekerja mereka sendiri dibandingkan TKI.
"Tidak dipungkiri bahwa teknologi smelter ini ya mereka yang punya, sehingga banyak tenaga ahli yang mereka bawa juga," jelasnya.
Menurut Mamit, pekerja dari asal negara investor ini biasanya hanya untuk mengisi posisi operator pengendali mesin atau teknologi saja. Sedangkan, untuk tenaga kasar lebih banyak menggunakan TKI.
Lihat Juga :LAPORAN KHUSUSSarjana Susah Cari Kerja, Siapa yang Salah? |
"Untuk tenaga kasar saya kira nggak banyak (TKA China) ya, karena mereka juga menggunakan tenaga kerja lokal. Serapan tenaga kerja lokal juga sepertinya cukup besar. Bisa di cek ke daerah yang ada smelter, ekonomi disana hidup sekali. Masyarakat lokal juga merasakan manfaatnya," terang dia.
Pendapat serupa disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) Rizal Kasli. Ia menilai penggunaan TKA China ini tidak terlepas dari perjanjian dan izin yang diberikan oleh pemerintah pada saat negosiasi investasi dilakukan.
"Sebenarnya, pemakaian tenaga kerja dari China sebagai negara prinsipal dalam hal hilirisasi komoditas mineral lebih pada tahap konstruksi. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan pembangunan smelter, terutama di nikel yang lebih bersifat turnkey di mana tenaga kerja lebih dominan dari China," ucap Rizal.
Menurutnya, investor menyadari Indonesia sangat ketinggalan dalam teknologi pengembangan nikel. Hal ini tercermin dari kegiatan ekspor nikel selama ini dalam bentuk bijih atau mentah.
Lihat Juga :LAPORAN KHUSUSCerita Buruh Pabrik Cikarang Masuk Kerja Lewat Yayasan, Bayar Rp2 Juta |
Nah, ketika pemerintah ingin mengekspor nikel dalam bentuk setengah jadi, maka investor mengambil kesempatan membawa TKA mereka. Artinya, uang investasi-nya kembali ke negaranya lagi.
"Tentu saja mereka mengerti bahwa Indonesia sangat ketinggalan dalam hal teknologi pengolahan dan pemurnian mineral, sehingga mereka menegosiasikan untuk membawa sebanyak mungkin barang modal dan tenaga kerja untuk mengerjakan proyek. Dengan demikian, uang yang diinvestasikan sebagian besar kembali lagi ke negara mereka (China)," jelasnya.
Rizal menilai seharusnya keterlibatan TKA asing di industri nikel Indonesia hanya sementara saja. Begitu tahap konstruksi selesai, maka mereka harus kembali ke negerinya dan digantikan oleh TKI.
Label:aplikasi belanja cicilan tanpa kartu kredit、pola rahasia maxwin olympus、surya77
Terkait:angka angka jitu、nusantara4d、ibcbet、omi777、cara dapat uang di flip、daftar link slot gacor 2022、cara mengisi kredivo、wajik777、slot gacor gampang jp、dana55
bab terbaru:situs judi kartu terpercaya(2024-07-07)
Perbarui waktu:2024-07-07
《bantu cepat pinjaman online》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,situs slot gacor aman terpercayaHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《bantu cepat pinjaman online》bab terbaru。