mpo800 593Jutaan kata 572215Orang-orang telah membaca serialisasi
《cumibet》
Ova dan Cerita Raib Omzet Rp50 Juta di Thamrin City Imbas TikTok Shop******Jakarta, CNN Indonesia--
Suasana di pusat perbelanjaan Thamrin City di Jakarta Pusattampak lengah pada Selasa (12/9) siang.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, hanya segelintir pengunjung yang melihat-lihat pakaian yang jejerkan pedagang.
Ingar bingar proses tawar menawar antara pembeli dan penjual, sebagaimana lumrah di terjadi, kini hilang. Para penjual lebih banyak memiliki waktu luang.
Sekitar 30 menitCNNIndonesia.comberkeliling mal, pemandangan tak berubah. Tetap saja jumlah pengunjung yang datang dan bertransaksi hanya terhitung jari.
Ova (36), salah satu penjual pakaian di Thamrin City mengatakan penurunan orang yang datang berbelanja di Thamrin City terjadi semenjak Idul Adha pada Juni lalu.
"Ini semenjak habis Lebaran Haji. Tapi, makin sini, makin parah banget (sepinya)," kata dia.
Oleh karena itu, Ova harus pasrah dengan omzet yang turun drastis. Padahal saat ramai, ia bisa membawa pulang omzet Rp50 juta sehari.
"Sekarang buat yang lewat saja tidak ada, buat pelaris saja susah. Makanya kita benar-benar sudah beda banget, sudah kaya mati banget pasarnya sekarang," sambungnya.
Ova mengatakan sejak ia berjualan di Thamrin City pada 2015, sepinya pengunjung saat ini merupakan yang paling parah. Menurutnya, penjualan di mal atau pasar saat ini sudah kalah dari TikTok Shop.
TikTok Shop merupakan platform social e-commerceyang memungkinkan penjual untuk menawarkan produknya ke pengguna secara langsung. Penjual maupun kreator dapat menjual produknya melalui in-feed videos, LIVEs, dan tab katalog produk.
Ova menilai orang lebih memilih berbelanja di TikTok Shop karena harganya yang murah. Selain itu, pembeli juga tak perlu repot-repot datang ke pasar atau mal.
Lihat Juga :Siapa Pemilik Proyek Rempang Eco City yang Memanas Belakangan Ini? |
Berdasarkan pengetahuannya, harga barang di TikTok bisa lebih murah karena disubsidi oleh pihak platform. Ova mencontohkan penjual menjajakan barang di TikTok dengan harga Rp38 ribu. Namun, yang muncul di platform adalah Rp3.000.
Ia menyebut selisih harga itu ditutup oleh pihak TikTok. Artinya, pembeli membayar Rp3.000. Sedangkan, penjual tetap menerima uang Rp38 ribu.
Oleh karena itu, tak heran banyak pembeli yang sudah malas berbelanja ke mal.
"Dia (TikTok) juga bebas ongkir (ongkos kirim). Kita saja yang belanja ke pasar butuh ongkos, mending di rumah mencet (ponsel) saja datang (barangnya). Dengan harga segitu (murah)," kata Ova.
Sebenarnya, masalah itu tak lantas membuat Ova pasrah. Ia sudah mencoba beberapa cara untuk menyiasati agar pembeli kembali ramai, termasuk menurunkan harga.
Namun, tetap saja harga di TikTok jauh lebih murah.
Lihat Juga :Melihat Komponen Gaji PNS yang Akan Dilebur Pemerintah Jadi Satu |
"Kalau onlineyang lain itu masih bisa standar harganya, masih bisa, kaya Shopee masih standar, kalau TikTok luar biasa," imbuhnya.
Ia berharap pemerintah tak tutup mata dengan masalah yang dihadapi pedagang kecil sepertinya dengan segera turun tangan untuk mengatur penjualan online. Pengaturan terutama ia minta dilakukan pemerintah terhadap barang impor murah yang dijual di online shop.
"Kami tidak minta online shopditutup, tidak. Tapi kan harapan kami bagaimana supaya, mungkin tidak kami saja, sudah ada komentarnya bagaimana menteri perdagangan kan dikasih tahu juga sekarang barang luar negeri pun banyak yang masuk ke sini, harganya lebih murah," kata Ova.
Segendang sepenarian dengan Ova, Sarah (24), pedagang lain mengatakan pengunjung Thamrin City kian surut dua minggu belakangan.
Ia juga mengeluhkan hal yang sama, yakni persaingan dagang dengan online shop. Sarah juga mengaku dirinya ikut berjualan secara online.
Lihat Juga :Menpan RB Soal Gaji Tunggal PNS: Baru Pilot Project di KPK dan PPATK |
Namun, itu bukan fokus utamanya.
"Berpengaruh karena onlinekan, orang jadinya malas datang langsung, jadinya ke online," kaya Sarah.
Ia pun mengaku saat ini omzet hariannya anjlok lebih dari 60 persen.
"Sehari biasanya bisa omzetnya Rp3 juta, sekarang Rp1 juta," katanya.
Jerit Soleh dan Pedagang Pasar Tanah Abang Sepi 'Terbunuh' TikTok Shop******Jakarta, CNN Indonesia--
Langit Jakartacukup indah jika dibandingkan biasanya pada Selasa (12/9) siang. Termasuk, di atas Pasar Tanah AbangBlok A; matahari terik dan langit biru terlihat bersih
Di halaman pasar ramai oleh pedagang buah, mie ayam, kue basah, hingga minuman ringan. Penjual yang terakhir disebut paling melayani pembeli.
Satu-dua orang memesan minuman dingin demi menyejukkan kerongkongan yang kering. Sementara, penjual lainnya terlihat gigih menawarkan dagangannya pada orang-orang yang lalu lalang.
Kondisi serupa juga terjadi di lobby pasar atau lantai LSG. Di sini hanya ada pedagang yang menjaga kiosnya.
Tak ada pemandangan pengunjung yang beradu bahu. Terlihat satu keluarga yang berjalan luang sambil mata mereka mengedarkan pandangan pada baju-baju yang dijajakan pedagang.
Tapi ada pemandangan miris; penjual jauh dari kesibukan. Mereka hanya memainkan ponselnya karena tak ada pembeli yang datang. Bahkan, ada penjual yang terlelap sambil bermimpi dagangan ludes diborong pembeli yang datang.
Annie (38), seorang penjual pakaian muslim di lantai ini misalnya. Saking sepinya pembeli yang datang, ia lebih banyak 'nganggur' di kiosnya.
Lihat Juga :ANALISISMenimbang Untung Rugi Gaji Tunggal PNS Bagi APBN, Mana Paling Besar? |
Waktu jualan hanya ia pakai mengobrolngalor ngiduldengan kedua karyawannya sambil sesekali menengok ponsel untuk mencari hiburan.
Saat ditemui CNNIndonesia.com, ia bercerita sepi yang menggelayuti dagangannya sudah terjadi dua bulan belakangan ini. Sejak saat itu keluhnya, pengunjung pasar terbesar dan tertua di Jakarta itu hampir mati.
Annie menyebut penjualannya sampai anjlok 80 persen karena masalah itu. Sampai- sampai, ia mengibaratkan mencari penglaris jualan saja susahnya seperti mencari emas
"Dapat penglaris saja Alhamdulillah," ucap Annie kepada CNNIndonesia.com.
Suasana perdagangan pakaian di Blok A dan Blok B Tanah Abang, Jakarta, Selasa(12/9). Persaingan dagang di platform e-commerce membuat para pejual konvensional di Pasar Tanah Abang sepi. (CNN Indonesia/Safir Makki). |
Perempuan yang berjualan sejak 2019 di Pasar Tanah Abang itu menduga salah satu faktor merosotnya pengunjung adalah menjamurnya tren berbelanja online belakangan ini.
Mereka banyak menjajakan produk pakaian dengan harga barang lebih murah dibanding di Tanah Abang. Tawaran itu katanya, pasti mengubah minat pembeli.
Pembeli yang awalnya belanja pakaian ke Tanah Abang, sekarang lebih memilih belanjaonline. Selain harganya yang lebih murah, belanjaonlinejuga tak perlu membuat mereka berdesakan dan berpanas-panasan dalam belanja.
Annie masih ingat betul bagaimana ramainya Pasar Tanah Abang pada 2019 lalu, sebelum fenomena belanja onlinedan pandemi covid-19 menghantam. Annie mengenang saking ramainya melayani pembeli, sampai-sampai ia tidak bisa duduk.
"Sampai berdiri terus dulu, tidak bisa duduk," katanya.
Tak hanya Annie. CNNIndonesia.commencoba untuk melihat kondisi pedagang lain dengan menyusuri Pasar Tanah Abang. Pasar Tanah Abang Blok A terdiri dari 12 lantai. Setiap lantainya memiliki kategori mayoritas barang yang dijual.
Lihat Juga :Progres Istana Presiden-Gedung Pemerintah di IKN Sudah Capai 46 Persen |
Misalnya, lantai SLG adalah pusat penjual baju formal untuk bekerja seperti blaze hingga pakaian muslim. Lalu, lantai LG menyediakan berbagai perlengkapan ibadah seperti mukena dan sajadah.
Kemudian, lantai ground floorpusat baju anak, lantai 1 celana jeans, lantai 2 adalah surga bagi para pecinta batik, lantai 3 merupakan pusat aksesoris, lantai 3A menjual berbagai baju pria, dan lantai 5 pusat grosir busana muslim.
Lalu, lantai 6 adalah tempat berbagai macam model pakaian wanita yang modern, lantai 7 pusat grosir aneka macam sepatu, lantai basement 2 (B2) menyediakan beragam bahan tekstil, dan lantai basement 1 (B1) menjual berbagai perlengkapan rumah tangga seperti sprei, sarung bantal, gorden, hingga taplak meja.
Sedangkan, food court, tempat parkir dan masjid, berada di lantai 8 hingga 12.
Tapi pemandangan tetap sama saja. Di lantai LG, pemandangan tak ubahnya seperti tempat ibadah alias selalu sepi.
Tak ada riuh pengunjung yang memadati sebuah toko. Jalanan kecil di antara toko-toko pun lengang.
Lihat Juga :Mengenal Single Salary, Sistem Gaji Baru yang Akan Diterapkan Bagi PNS |
Ingar bingar pengunjung lenyap. Tak ada suara ramai pengunjung yang tawar menawar. Padahal, biasanya suara mereka terdengar seperti dengungan lebah.
Mia (36), salah satu pedagang di situ tampak putus asa. Sepi pembeli membuat pendapatannya merosot.
Praktis karena kesepian itu, ia saat ini hanya bisa bergantung pada langganannya saja. Sama seperti Annie, ia mengaku pasar sudah sepi sejak dua bulan belakangan. Saingannya pun sama; penjualan online.
"Biasanya dulu bisa dapat Rp10 juta dalam satu hari. Sekarang nyari pelaris saja Alhamdulillah," kata Mia.
Ia rindu dengan hingar bingar Pasar Tanah Abang dulu. Ia juga rindu dengan kesibukan melayani para para pelanggan yang datang meski itu semua membuatnya kesulitan mendapat waktu luang, termasuk hanya untuk sekadar makan siang.
"Mudah-mudahan ramai lagi ya kayak biasa dulu lah, sekarang benar-benar sepi. Banyak (pedagang) yang mengeluh," kata dia.
Naik lagi satu lantai ke lantai groundsuasana makin hening. Para penjual baju anak di sini tampak seperti pengangguran.
Lihat Juga :Profil Aguan, Bos Agung Sedayu Group yang Akan Bantu Jokowi Bangun IKN |
Mereka terlihat bosan. Bermalas-malasan, memangku dagu pada tangan yang terlipat di atas meja sambil menonton tayangan YouTube jadi pelipur lara dalam menghadapi kesepian.
"Sekarang sudah kaya gini, sudah sepi banget. Pemasukan tak menentu. Kadang ada, kadang tak ada sama sekali," keluh Soleh (27) salah satu pedagang di lantai ini.
Ia mengaku pada 2019 bisa mengantongi puluhan juta per hari. Namun, saat ini ia pernah mengalami hanya mendapat satu pembeli dalam satu hari.
Menurutnya, masalah yang dialami pedagang Pasar Tanah Abang tak lepas dari kemunculan TikTok Shop.
TikTok Shop merupakan platform social e-commerceyang memungkinkan penjual untuk menawarkan produknya ke pengguna secara langsung. Penjual maupun kreator dapat menjual produknya melalui in-feed videos, LIVEs, dan tab katalog produk.
"Dulu sebelum TikTok ada, tokonya masih ada, Lazada, Shopee itu tidak pengaruh ke pasaran. Sekarang sudah ada TikTok hadir (jadi sepi)," Jelas Soleh.
Lihat Juga :Sepak Terjang Bisnis Sukanto Tanoto, dari Bengkel ke Bantu IKN Jokowi |
Label:bunga pinjaman uatas、slot baru jp、samudra 123 slot login
Terkait:situs slot eropa4d、situs bola terpercaya 2023、888 slot、mentari88、kumpulan bonus new member 100 to 5x、voucher diskon grabfood、duniaslot777、odin slot demo、cnn slot hari ini、berkah138
bab terbaru:bonus 100 member baru(2024-07-07)
Perbarui waktu:2024-07-07
《cumibet》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,pasti menang gacor88Hanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《cumibet》bab terbaru。