limit kredivo 10 juta 289Jutaan kata 839368Orang-orang telah membaca serialisasi
《pulsa 303》
Anak Buah Luhut Buka Suara Soal Starlink Bakal Masuk RI******Jakarta, CNN Indonesia--
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarves)Jodi Mahardi buka suara soal rencana perusahaan telekomunikasi milik Elon Musk, Starlink, yang santer dikabarkan bakal masuk ke Indonesia.
Jodi mengatakan pembahasan antara pemerintah Indonesia dan Elon Musk masih berjalan.
"Masihon goingpembahasannya," ungkap Jodi dalam agenda Indonesia-International CCS Forum di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, Senin (11/9).
Salah satunya adalah peningkatan akses internet di berbagai wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.
"Mengenai opsi apakah teknologi Starlink (yang dipakai) atau apa tentunya masih jadi kajian kita," jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut CEO Tesla Elon Musk bakal berkunjung ke Indonesia pada Oktober mendatang. Kunjungan Musk untuk membahas proyek satelit internet Starlink.
"Ya kita lihat nanti kalau semua deal-nya selesai, kita harapkan ya Oktober (Elon Musk datang ke Indonesia)," kata Luhut di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat, Rabu (6/9).
[Gambas:Video CNN]
Pundi Harta Pontjo Sutowo yang Rebutan Hotel Sultan dengan Negara******Jakarta, CNN Indonesia--
Bos PT Indobuildco Pontjo Sutowo menjadi sorotan karena berebut kepemilikan Hotel Sultandi Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat dengan negara.
Indobuildco memang sempat mengelola tanah tempat berdirinya Hotel Sultan. Namun, hak guna bangunan (HGB) mereka habis dan lahan tersebut harus dikembalikan ke negara.
Meski Pontjo rajin menggugat dan meminta perpanjangan hak kelola, Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan tanah tersebut sudahinkracht milik negara berdasarkan putusan Mahkamah Agung (MA). Mahfud meminta Indobuildco segera mengosongkan kawasan tersebut.
Pria bernama asli Pontjo Nugro Susilo itu lahir pada 17 Agustus 1950. Ia merupakan anak dari tokoh kenamaan era Orde Baru, yakni Ibnu Sutowo.
Sang ayah malang melintang di dunia militer saat Presiden Soeharto masih menjabat. Ibnu Sutowo juga terkenal mengembangkan Pertamina, di mana ia menjadi direktur utama pertama di perusahaan minyak negara tersebut.
Berdasarkan buku "Pontjo Sutowo: Pengusaha yang Terpanggil" di situs Universitas Stekom, Pontjo pernah berkuliah di Institut Teknologi Bandung dan mengambil Jurusan Mesin. Sayang, ia hanya bertahan setahun kuliah dan memilih berhenti untuk bekerja.
Lihat Juga :Luhut Soal Desakan Cabut PSN Rempang: Jangan Lumbung Padi Dibakar |
Pontjo lantas mendirikan PT Adiguna Shipyard pada 1970 berbekal modal sang ayah. Ia pun menjadi bos perusahaan galangan kapal ini dan terus mengembangkan bisnisnya, termasuk berjualan motor tempel kapal impor di Pintu Air, Jakarta Pusat.
Melalui perusahaan ini, Pontjo mulanya membuat tongkang kecil hingga sukses memproduksi berbagai jenis kapal. Ada kapal pantai sampai kapal besar yang berhasil dibuat PT Adiguna Shipyard.
Bahkan, pada 1972 lalu perusahaannya sanggup memproduksi 500 kapal tanker dengan bobot mati menyentuh 3.500 DWT. PT Adiguna Shipyard juga diklaim menjadi perusahaan pertama yang membuat kapal-kapal fiber di tanah air.
Pontjo semakin mendulang cuan dari bisnis ini, di mana masuk dalam daftar 150 orang terkaya Indonesia versi Globe Asia pada 2018 lalu. Kala itu, hartanya diperkirakan menyentuh US5 juta atau setara Rp4 triliun jika dikonversi dengan kurs saat ini.
Lihat Juga :Kronologi Antam vs Budi Said, Diskon Berujung Ganti Rugi 1,1 Ton Emas |
Berbarengan dengan bisnis galangan kapal, Pontjo terjun ke perhotelan pada 1976. Ia mengelola perusahaan keluarga Sutowo bernama PT Indobuildco.
Kala itu, Pemerintah DKI Jakarta meminta Pertamina di bawah pimpinan Ibnu Sutowo membangun hotel. Terlebih, perusahaan pelat merah tersebut sedang banyak uang. Pihak swasta juga tidak diperbolehkan membangun hotel di lahan milik negara kala itu.
Permintaan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pun disetujui oleh Ibnu Sutowo dan pada 1973 pembangunan hotel dimulai di bawah bendera PT Indobuildco yang dikelola Pontjo.
Berdasarkan arsip Detik (30/1/2007), Ali Sadikin bersaksi bahwa awalnya percaya PT Indobuildco milik Pertamina. Akan tetapi, saat hotel tersebut berdiri pada 1976, Ali merasa ditipu Sutowo karena ternyata PT Indobuildco bukan milik BUMN tersebut.
Hotel tersebut kemudian bekerja sama dengan jaringan hotel internasional, Hilton Hotels Corporation, sehingga sempat bermama Hotel Hilton. Ujung-ujungnya hotel tersebut bukan menjadi milik negara, tetapi malah dikendalikan keluarga Sutowo.
[Gambas:Video CNN]
Label:kredit plus legal atau ilegal、gerbang slot88、erek15
Terkait:slot 555、link baru gacor、mpomaxwin、cicilan hp tanpa kartu kredit bunga 0、gelangqq、388 slot link alternatif、nama2 situs slot gacor、situs slot gacor hari ini 2023、cicil barang、kapten slot
bab terbaru:agen95(2024-06-26)
Perbarui waktu:2024-06-26
《pulsa 303》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,cara main telegram dapat uangHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《pulsa 303》bab terbaru。