pinjaman online dengan ktp 228Jutaan kata 899509Orang-orang telah membaca serialisasi
《qq slot 88》
Bulog Sebut Eropa Mulai Beralih ke Beras Gegara Gandum Makin Mahal******Jakarta, CNN Indonesia--
PerumBulog mengungkapkan negara-negara Eropa mulai beralih mengonsumsi beraslantaran harga gandum melonjak.
Direktur Bisnis Bulog Febby Novita mengatakan kenaikan harga gandum disebabkan perang Rusia-Ukraina.
"Perang Ukraina-Rusia berpengaruh kepada gandum di mana saat ini negara-negara Eropa yang biasanya makan gandumnya banyak, juga agak beralih ke beras," kata Febby di diskusi Antisipasi Krisis Pangan di Tengah Ancaman El Nino, Selasa (31/10).
Makin banyak negara yang mengonsumsi, sambungnya, membuat stok beras global semakin tertekan. Ditambah lagi, India mulai melarang ekspor beras sejak Juli lalu.
"India sangat berperan penting karena memang lebih dari 40 persen pasar ekspor beras dunia dari India," katanya.
Presiden Jokowi sebelumnya juga mengatakan perang antara Rusia dan Ukraina menyebabkan kelangkaan gandum di berbagai belahan dunia.
Jokowi menceritakan pertemuannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa waktu lalu terdapat 77 juta ton gandum tak bisa diekspor dari Ukraina karena alasan keamanan.
Sementara itu, menurut Presiden Rusia Vladimir Putin terdapat 130 juta ton gandum juga tak bisa diekspor dari Rusia.
"Artinya total dari dua negara yang enggak bisa keluar gandumnya 207 juta ton. Sehingga yang terjadi adalah di Afrika di Asia maupun Eropa sendiri kekurangan pangan nyata," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi mengatakan kelangkaan pangan global saat ini terjadi lantaran terdapat 22 negara kini tak lagi mengekspor pangan, termasuk beras. Beberapa negara itu, lanjutnya, seperti Uganda, Rusia, India, Bangladesh Pakistan dan Myanmar terakhir.
Bila kondisi ini berlanjut, kata dia, kemungkinan semua harga bahan pokok akan alami kenaikan.
[Gambas:Video CNN]
Amran Imbau Tanam Cabai di Pekarangan saat Harga Naik, Petani Sangsi******Jakarta, CNN Indonesia--
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membeberkan strategi untuk meredam harga cabaiyang melonjak hingga Rp100 ribu per kg.
Ia mengusulkan penanaman di kawasan rumah pangan lestari (KRPL) atau menanam cabai di pekarangan perumahan.
"Kita galakkan KRPL itu solusi terbaik. Cabai tanam di pekarangan, sayur dan sebagainya," kata Amran soal solusi meredam harga cabai, dikutip dari detikcom pada Senin (30/10).
Namun, menurut petani dan asosiasi, ini adalah lagu lama yang sama sekali tak berbuah hasil.
"Lagu lama itu (tanam cabai di pekarangan). Sekarang begini, misal saya ada 100 tanaman di polybagsuruh tanam ke 100 orang di kota, berapa keberhasilannya? Saya sudah berapa kali ikut gerakan tanam cabai, habis uang saja pemerintah," kata Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid kepada CNNIndonesia.com.
"Ini sudah berulang kok yang begini-begini, sudah dari tahun berapa. Enggak ada pengaruhnya terhadap harga. Itulah kita ini kadang merespons terlalu cepat. Nampak enak, nampak bisa, kita lihat hasilnya gak ada," kritik Abdul terhadap usul Amran.
Abdul mendesak pemerintah lebih baik melatih para petani bagaimana mengantisipasi perubahan iklim. Ia menegaskan tugas pemerintah bukan cuma membantu penyediaan pupuk, tetapi harus bisa membuat petani paham bagaimana menghadapi El Nino.
Lihat Juga :Pontjo Sutowo Minta Pengelola GBK Ganti Rugi Rp28 T soal Hotel Sultan |
Ia menilai pemerintah kerap suka-suka dalam mencari solusi. Padahal, apa yang disampaikan tidak masuk ke dalam mitigasi masalah.
"Semua orang ya memang ada plus minus, cuma kalau merespons seperti itu (Mentan Amran) ya repot juga. Kalau mau dilaksanakan seperti yang sudah-sudah, ya hasilnya juga seperti yang sudah-sudah," tandasnya.
Di lain sisi, Ketua Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur Jumantoro menilai pemerintah terlalu banyak proyek. Pada akhirnya, segudang proyek pertanian tersebut malah membuat petani buntung.
Jumantoro mengatakan petani tidak berniat mencari untung besar, tetapi jangan juga sampai merugi. Sayang, ia mengklaim pemerintah selalu hadir terlambat membantu petani.
"Pada saat harga cabai tinggi baru mereka turun tangan, tapi pada saat harga cabai murah mereka (pemerintah) diam saja. Petani sebenarnya sudah berusaha memberikan yang terbaik, tapi kami trauma pada saat tanam harus hancur lebur tidak ada campur tangan (bantuan) pemerintah," ucapnya kecewa.
"Kami merasa petani ini cuma dibutuhkan pada saat genting, tapi pada saat petani butuh pemerintah, mereka tidak hadir... Dengan harga seperti ini (tinggi) petani tertarik menanam cabai, tetapi pemerintah ikut-ikut bikin proyek. Akhirnya stabilitas harga semakin tidak terjaga," tandas Jumantoro.
Berdasarkan pantauan AACI di Pasar Agung Depok, Jawa Barat pada Minggu (29/10), harga cabai rawit sudah tembus Rp100 ribu per kg. Asosiasi menyebut lonjakan harga ini disebabkan penyakit dan kurang air imbas hujan yang belum datang.
Bahkan, AACI meramal lonjakan harga cabai rawit bakal bertahan cukup lama hingga akhir 2023.
[Gambas:Video CNN]
Label:kingbet188、situs slot sering menang、mybet88
Terkait:impian togel、kingdom288、nusantara88、kakekmerah4d、sexy slot、slot yang gacor pagi ini、lux88、video slot gacor、link slot terbaik dan terpercaya、lotterytogel
bab terbaru:slot p2p(2024-07-07)
Perbarui waktu:2024-07-07
《qq slot 88》Semua konten berasal dari Internet atau diunggah oleh netizen,erek uangHanya promosikan novel karya penulis asli. Semua teman buku dipersilakan untuk mendukung dan mengumpulkan《qq slot 88》bab terbaru。